KTT G20
Ini Tantangan Universitas Indonesia Dalam Membuat Bus Listrik yang Digunakan Untuk KTT G20
Kendaraan besar memiliki bobot sangat tinggi sehingga baterai yang dibutuhkan juga besar termasuk mesinnya maupun sistem pendingin
Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Tweenty atau KTT G20 akan dimulai dalam hitungan jam.
Sejumlah pemimpin negara dan juga delegasi telah tiba di Indonesia untuk menghadiri acara penting ini.
Demi menyukseskan KTT G20, pemerintah membuat terobosan baru dengan menyiapkan armada bus listrik.
Bus listrik yang digunakan selama KTT G20 berlangsung ternyata mempunyai tantangan tersendiri, terutama bagi Universitas Indonesia yang mengerahkan anak bangsa untuk menghadirkan karya master piecenya itu.
Simak video terkait berikut ini:
Universitas Indonesia (UI) pun menerima tantangan dari pemerintah untuk membuat bus listrik dengan berbagai rintangan yang menghadang.
Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D. menjelaskan apa saja tantangan yang dihadapi dalam membuat bis listrik.
"Kendaraan besar itu pastinya mempunyai bobot yang sangat tinggi. Jadi baterai yang dibutuhkan juga besar termasuk mesinnya maupun sistem pendingin," ungkapnya dalam segmen Podcast Yellow Jacket bersama TribunnewsDepok.com di Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Bus Listrik Universitas Indonesia Dibuat dengan Proses Panjang dan Penuh Tantangan
Dirinya mengatakan bahwa banyak para peneliti yang saat membangun bus listrik harus saling belajar ilmu lainnya.
"Dalam pembuatan bus listrik ini dibagi menjadi dua projek besar, yaitu pengembangan badan dan kelistrikan untuk bis listrik," jelasnya.
"Sebenernya ada satu tim lagi, yaitu bagian air conditioner (AC) untuk kenyamanan di dalam bus listrik," sambung Gamal.
Baca juga: Bus Listrik Universitas Indonesia Karya Anak Bangsa Mengaspal di KTT G20, Membawa Delegasi Negara
Menurut Ahmad Gamal proses pembuatan bus listrik memang sangat panjang, karena sudah dimulai proyek besar ini sejak tahun 2018.
Namun saat dirinya menjabat di tahun 2020, bus listrik sudah mulai terlihat bentuknya.
"Jadi di tahun 2020 ketika saya menjabat sebagai Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, bus listrik sudah terlihat bentuknya dengan proses yang luar biasa," imbuhnya.
Baca juga: Ini Spesifikasi Bus Listrik Buatan Universitas Indonesia dengan TKDN Sangat Tinggi Dikelasnya
Sebelumnya, Indonesia diberi kepercayaan oleh banyak negara untuk menjadi tuan rumah dalam KTT G20.
KTT G20 adalah kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia. Selain itu ditambah dengan satu organisasi antar pemerintahan dan supranasional yaitu Uni Eropa.
G20 kali ini, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah dan Pulau Dewata akan menjadi tempat semua kepala negara anggota G20 akan berkumpul.
Simak video berikut ini:
Namun ada kejutan yang diberikan Indonesia kepada semua anggota G20, yaitu kendaraan listrik.
Dari kendaraan roda dua listrik, mobil listrik dan yang paling spesial adalah bus listrik.
Bus listrik yang akan menjadi kendaraan utama dalam KTT G20 di Bali ini sangat spesial. Pasalnya Universitas Indonesia diberi mandat untuk menciptakan bus listrik.
Bus listrik yang semuanya dibuat dan dikerjakan oleh anak bangsa. Bahkan hampir semua komponen bus listrik adalah buatan Indonesia. (Gilar Prayogo/m34).