Kriminalitas

26 Juta Data Anggota Kepolisian Bocor dan Dijual di Situs breached.to, Begini Respons Polri

Kebobolan, 26 Juta Data Anggota Kepolisian Bocor dan Dijual di Situs breached.to, Begini Respons Polri

Penulis: Ramadhan LQ | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Postingan soal penjualan 26 juta data anggota Kepolisian dalam situs breached.to 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KEBAYORAN BARU - Polri membantah kabar dugaan kebocoran 26 juta data anggota Kepolisian.

 

Puluhan juta data tersebut bahkan dikabarkan dijual di situs breached.to.

 

"Belum terinformasi," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi pada Jumat (23/9/2022).

 

Terkait pengamanan data, Dedi menuturkan bahwa hal itu merupakan wewenang tim khusus (Timsus).

 

"Kalau pengamanan data itu Timsus," katanya.

Diketahui, dalam situs breached.to terdapat sebuah thread dengan judul '26M DATABASE NATIONAL POLICE IDENTITY OF INDONESIA REPUBLIC'.

 

Akun anonim bernama Meki mengunggah sebuah thread tersebut pada Rabu (21/9/2022) sekira pukul 09.49 WIB.

 

Meki merupakan pembuat thread sekaligus penjual data anggota Polisi tersebut.

 

Dalam thread itu, terpampang pula logo Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya.

 

Meki mengatakan dokumen yang dirinya unggah berisi dokumen penting keanggotaan Polisi.

 

Data itu mencakup nama, pangkat/nomor register pokok (NRP), jabatan, dan nomor telepon.

Baca juga: Ada Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Hindari Jalan Sekitar Monas-Istana Negara Hari Ini

Baca juga: Ferdy Sambo Bakal Ambil Langkah Hukum Pasca Banding Soal Pemecatannya Ditolak, Polri: Kami Siap

"Berisi dokumen penting seluruh Kepolisian Negara Republik Indonesia, termasuk data kepesertaan kepolisian di seluruh Indonesia," tulis Meki dalam thread di laman forum breached.to.

 

Adapun Meki turut menjual data tersebut seharga USD 2K (2.000) atau sekira Rp30 juta.

 

"Polri telah menghabiskan banyak uang hanya untuk membangun server atau website sederhana (karena mereka tidak peduli dengan kerentanan pada website yang mereka kelola)," tulis Meki.

 

"Dan kali ini saya berniat untuk menjual data valid dan dokumen penting dengan harga yang terjangkau. Karena polisi di Indonesia tidak lagi di jalur yang benar, tapi sering mempersulit dan menjatuhkan orang miskin," lanjutnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved