Depok Hari Ini

Pastikan Cacar Monyet Belum Masuk Depok, Dinkes Imbau Masyarakat Waspada dan Beberkan Gejalanya

Memastikan belum adanya kasus cacar monyet masuk Kota Depok, Dinkes imbau masyarakat tetap disiplin prokes dan jalani pola hidup bersih dan sehat

TribunnewsDepok.com/Cahya Nugraha
Kepala Dinkes Kota Depok dr. Mary Liziawati memastikan belum adanya kasus cacar monyet yang masuk ke Kota Depok 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Ditemukannya kasus pertama cacat monyet atau Monkeypox di Indonesia nyatanya belum sampai masuk ke Kota Depok.

Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok dr. Mary Liziawati yang memastikan penyakit yang telah merasuk ke lima negara ini tidak terdeteksi di Kota Depok.

“Sampai saat ini belum ada di Kota Depok tetapi kami meminta masyarakat menjaga prokes (protokol Kesehatan) dan PHBS (pola hidup bersih dan sehat),” ujar Mary Liziawati, Rabu (24/8/2022).

Menjaga prokes dan PHBS tersebut dikatakan Mary menjadi salah satu cara guna mencegah penyakit yang telah ditemukan di Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Israel, dan Rusia ini masuk ke Depok.

Waspada Cacar Monyet Masuk Indonesia, Ini Himbauan Dinkes Kabupaten Bogor

Berdasarkan informasi yang diperoleh Dinkes Kota Depok dari Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Muhammad Syahril, saat ini sudah ditemukan satu kasus konfirmasi positif cacar monyet di DKI Jakarta.

Kasus tersebut sebelumnya disatukan dengan 22 suspek lainnya yang ditangani Kemenkes, namun hanya satu yang terkonfirmasi positif cacat monyet.

“Dan dari pemeriksaan tersebut, Kemenkes menyatakan ada satu pasien terkonfirmasi dari DKI Jakarta laki-laki berumur 27 tahun,” ujarnya.

Baca juga: Yeti Wulandari Setujui Permohonan Dinkes Depok Untuk Jadikan Wisma Makara UI Lokasi Isoter

Mary pun menjabarkan mengenai gejala klinis dari cacar monyet sebagai infonrmasi kepada masyarakat dalam mewaspadainya.

Sebab, penyakit yang timbul dari virus ini adalah infeksi zoonis yang dapat menyebar dari hewan ke manusia maupun manusia ke manusia.

Penularannya dikatakan Mary Liziawati terjadi pada saat bersentuhan dengan penderita.

“Virus ditularkan melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah dari penderita,”paparnya.

Baca juga: Dinkes DKI Libatkan Kemenkes Investigasi Kasus Tiga Bocah yang Meninggal karena Hepatitis Misterius

Untuk gejalanya, kata Mary, penderita akan mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius yang disertai dengan munculnya ruam setelah satu hingga tiga hari. 

Selain itu, muncul ruam perubahan warna kulit, benjolan kecil setengah mili meter, dan gelembung berisi cairan nanah.

Untuk perkembangan ruam dikatakan Mary akan melambat selama tiga hingga empat minggu. 

“Juga ada penampakan khas, limfadenopati atau pembengkakan pada kelenjar getah bening,” akunya.  

Masyarakat pun diharapkan Mary dapat terus mewaspadai penyakit yang penularannya tidak melalui droplet atau air liur ini.

“Tetap waspada, jaga prokes dan terapkan PHBS,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved