Berita Nasional
Kemendagri Beberkan Strategi Umum Penanganan PMK pada Hewan Ternak, Berikut Langkah-langkahnya
Kemendagri Beberkan Strategi Umum Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak. Berikut Selengkapnya
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Administrasi Kewilayahan Kemendagri Republik Indonesia, Dr Drs Safrizal ZA MSi membeberkan strategi penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Hal tersebut diungkapkan melalui diskusi daring bertajuk 'Sosialisasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kepada Camat Seluruh Indonesia' secara virtual pada Jumat (8/7/2022).
"Kemampuan para camat, kepala desa dan lurah pada tahapan atau langkah-langkah yang harus dikerjakan yakni pertama, terkait pencegahan perlu mengetahui mendeteksi sapi yang positif. Kalau manusia kan perlu tes PCR Antigen atau beberapa jenis tes yang lain," ungkap Safrizal.
"Tetapi, untuk tes Covid-19 yang kemarin, alat tes di kita baik pas tes PCR maupun tes Antigen masih bisa digunakan terhadap sapi yang positif," paparnya.
Dirinya meminta pemerintah daerah untuk melakukan antigen ataupun swab PCR untuk mencegah penyebaran PMK.
"Ini untuk menentukan wilayah tersebut sudah terpapar belum? kalau belum tindakannya seperti apa? Kalau sudah tindakannya bagaimana? Oleh karenanya perlu di lakukan tes terutama di daerah-daerah peternakan sapi," ucapnya.
"Tes ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Kecuali, untuk tes Covid-19 harus dengan tenaga medis. Jadi, lebih mudah," tambah dia.
Selanjutnya, terkait karantina, apabila PMK meluas di suatu wilayah, pemerintah daerah bersama pihak terkait diminta untuk segera melakukan karantina hewan terpapar PMK.
Baca juga: Usung Konsep Ecoqurban, Pemprov DKI Imbau Warga Gunakan Bongsang untuk Distribusi Daging Kurban
Baca juga: Dalami Kasus Pencabulan, Kuasa Hukum Ungkap Penyidik Bakal Geledah Ponpes Riyadul Jannah
"Oleh karenanya perlu kerjasama dengan balai karantinawan untuk sebelum melakukan karantina mandiri dan pihak-pihak lain. Nanti juga akan dibantu pengawasan TNI POLRI sambil terus menyiapkan vaksin yang cukup agar sapi-sapi yang masih sehat segera diberi vaksin," ungkap Safrizal.
"Namun, jika sapi yang sudah terkena akan sulit diberi vaksin, karena vaksin itu buat antibodi sapi naik. Bagi sapi yang sudah terkena bisa dilakukan penyembuhan atau perawatan yang menggunakan perawatan anti virus," imbuhnya.
Menurutnya, sebagian mungkin nanti sapi-sapi akan sembuh, namun sebagian mungkin nanti akan mengalami fatalitas. Jika tak bisa sembuh, sebagian terpaksa harus diselesaikan.
Adapun langkah-langkah di atas harus dikerjakan dengan laporan yakni harus ada operator room (dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan). Di mana pusat pengendalian dibuat sistem pengendalian laporan berjenjang dan bertingkat.
Kementerian Dalam Negeri memberikan instruksi yang harus dilakukan.
Melakukan percepatan deteksi dengan membentuk satuan tugas (Satgas) penyakit PMK ini harus melibatkan pemerintah daerah BNPB TNI Polri dan BPBD.
Perlunya disusun strategi besar atau grand design penanganan wabah PMK.