Metropolitan
Ditopang Rp 80 Triliun APBD, Ariza : Harusnya di Jakarta Tidak Ada Gizi Buruk
Ditopang Rp 80 Triliun APBD, Ariza : Harusnya di Jakarta Tidak Ada Gizi Buruk. Berikut Selengkapnya
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berjanji akan membantu bocah berusia dua tahun yang mengalami gizi buruk di Kalideres, Jakarta Barat.
Politikus Partai Gerindra ini akan memerintahkan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial untuk mengecek kondisi bayi dan keluarganya.
"Mohon disampaikan atau dilaporkan kepada kami kalau memang masih ada yang mendapatkan gizi buruk nanti akan kami bantu," ujar Ariza di Balai Kota DKI pada Senin (9/5/2022) malam.
Menurut Ariza, seharusnya persoalan gizi buruk tidak terulang di Jakarta, karena pemerintah daerah memiliki sejumlah program bantuan kepada anak dan balita untuk memenuhi asupan gizinya.
Di sisi lain, Jakarta juga ditopang oleh anggaran pendapatan dan belanja (APBD) paling besar dibanding daerah lain mencapai Rp 80 triliun lebih.
Baca juga: Miris, Orangtua Kesulitan Ekonomi-Balita di Tegal Alur Alami Gizi Buruk
Baca juga: Viral Komentar Caisar YKS Pakai Narkoba hingga Akun Bernama BNN Kasih Gift, Ini Tanggapan Resmi BNN
"Harusnya kami berharap di Jakarta tidak ada yang mendapatkan gizi buruk. Kami akan terus memberikan perhatian terkait kesehatan dan gizi masyarakat melalui berbagai bantuan disiapkan bagi kepentingan balita," kata mantan anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini.
Orangtua Kesulitan Ekonomi-Balita di Tegal Alur Alami Gizi Buruk
Sementara itu, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mendapat laporan balita di Jalan Lingkungan Hidup III, Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat mengalami gizi buruk sejak awal bulan April 2022.
Plt Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Yudi Dimyati menjelaskan, setelah mendapat laporan dari dasawisma pihaknya melakukan pemeriksaan.
Ternyata benar balita D ini mengalami gizi buruk sejak usianya 1,5 tahun.
Diketahui pula pihak keluarga telah berusaha membawa berobat ke Puskesmas dan Klinik.
"Setelah kami cek apakah ada penyakit bawaan dan lainnya ternyata tidak ada, ini hanya masalah ekonomi," katanya saat dihubungi Selasa (10/5/2022).
Yudi melanjutkan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah sesuai standar operasional prosedur (SOP) kesehatan.
Misalnya pihak Puskesmas telah memonitoring balita tersebut dan juga memberikan terapi untuk memperbaiki gizi anak tersebut.
"Jadi sejak awal April 2022 sampai sekarang kami lakukan terapi dan monitoring serta penimbangan berat badan," tegasnya.
Menurut Yudi, di Jakarta Barat ada beberapa anak yang alami gizi kurang menjurus ke gizi buruk.
Namun yang baru mengalami gizi buruk hanya satu di kawasan Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Baca juga: Viral Komentar Caisar YKS Pakai Narkoba hingga Akun Bernama BNN Kasih Gift, Ini Tanggapan Resmi BNN
Baca juga: Bela Luhut & Dukung Jokowi 3 Periode,Politisi Gerindra Minta Masinton Klarifikasi Soal Brutus Istana
Oleh karena itu, dirinya akan mengerahkan semua dasawisma untuk turun ke pemukiman warga memberikan imunisasi anak dan menimbang berat badan.
Apalagi Covid-19 saat ini sudah kendor dan kegiatan untuk anak-anak harus segera dilakukan lagi supaya tak ada masalah gizi buruk.
"Di setiap Kecamatan rata-rata ada satu yang anak gizi kurang menujurus ke gizin buruk," ucapnya.
Sebelumnya, Maman warga Jalan Lingkungan III, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat hanya bisa tertunduk sedih ketika melihat anaknya yang setiap hari kian kurus.
Entah apa yang dialami oleh anaknya, karena sejak usia 1,5 tahun si buah hati tak mau makan seperti anak pada umumnya.
Lelaki 39 tahun itu menjelaskan, awal mula anaknya kurang gizi karena jatuh dan selama dua bulan tak mau makan.
Ia sudah berusaha membawa pelita hatinya berobat ke Puskesmas berulang kali, tapi tak ada perubahan.
Tak puas ke Puskesmas karena tak ada perubahan, ia membawa anaknya ke Klinik, tapi hasilnya sama tidak kunjung ada perubahan.
"Tapi dia (anak) enggak merasa sakit, nangis atau gimana. Jadi makin lama, makin lama kurus badannya. Enggak mau makan selama dua bulan itu," terangnya.