Berita Depok
Lahirkan Siswa Unggul Akademik & Berketuhanan Jadi Fokus Pemkot Depok Tingkatkan Mutu Pendidikan
Lahirkan Siswa Unggul Akademik & Berketuhanan Jadi Fokus Pemkot Depok Tingkatkan Mutu Pendidikan. Berikut Selengkapnya
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Wijayanto mengungkapkan peningkatan mutu pendidikan meliputi kualitas para siswa.
Sehingga tak hanya unggul dalam akademik, para siswa memiliki sikap yang baik, beretika dan berketuhanan.
“Saya enggak mau anak Depok pintar tapi enggak solat, enggak kenal Tuhan atau melawan orang tua atau tidak hormat kepada guru. Kita enggak hanya mengajarkan kognitifnya saja tapi perilaku dan karakter, itu yang pertama,” papar Wijayanto saat podcast dengan TribunnewsDepok.com pada beberapa waktu lalu.
Ketuhanan dikatakan Wijayanto memiliki makna yang luas, di mana nilai-nilai Ketuhanan salah satunya adalah dengan menghormati orang tua dan guru selain beribaha kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Sekali lagi, tidak terbatas dengan agama tertentu, semua agama monggo. Karena saya yakin semua agama mengajarkan untuk hormat kepada orang tua,” tuturnya.
Selain itu, Wijayanto menyebutkan dirinya ingin peserta didik memiliki karakter kebangsaan yakni harus cinta tanah air.
Baca juga: Pendidikan Hak Semua Anak, Kadisdik Kota Depok : Tidak Boleh Ada Anak yang Putus Sekolah
Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Lawan Main Dhea Dalam Video Porno, Bisa Jadi Tersangka?
Sebab, kata Wijayanto, sejarah membuktikan Indonesia bisa meraih kemerdekaan dan kini bisa mengisi kemerdekaan karena kecintaan terhadai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nilai-nilai kebangsaan ini diharapkan Wijayanto bisa ditanamkan sejak dini, di mana para siswa harus mengenal para pahlawannya.
“Anak-anak harus tahu upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk kita bisa merdeka, untuk cinta kepada bangsanya itu seperti apa. Jangan sampai anak kita lebih hapal lagu Korea dari pada lagu Padamu Negeri,” tandasnya.
Kecerdasan sosial juga dijadikan Wijayanto sebagai cara untuk memunculkan kualitas mumpuni para siswa di Kota Depok.
Sehingga anak-anak Kota Depok memiliki jiwa gotong royong, saling membantu, teposeliro, toleransi, dan lainnya.
“(Upaya) Berikutnya kognitif, berpikir kritis, pintar lah. Tapi setiap anak berbeda-beda kepintarannya, dan setiap anak itu istimewa, memiliki keistimewaan dibidangnya masing-masing, tidak ada anak yang terbelakang,” katanya.
Dirinya pun mencontohkan kehidupan seorang tokoh dunia, Thomas Alva Edison yang pada saat kecil dianggap bodoh, sehingga dikeluarkan oleh sekolah dan dikembalikan kepada orang tua.
Namun orang tua Thomas Alva Edison, lanjut Wijayanto melihat adanya keistimewaan yang ada pada diri Thomas Alva Edison.
Terbukti, Thomas Alva Edison menjadi tokoh dunia.
“Ini terjadi ketika kita memandang kecerdasan anak secara kognitif padahal bukan itu saja (kecerdasan kognitif) yang harus dilihat guru, orang tua, dan lingkungan. Si anak enggak boleh dibilang bodoh hanya karena tidak bisa pelajaran fisika tapi ternyata dia jago menulis atau main gitar,” ujarnya.
“Itu hal yang harus disadari lingkungan yang peduli terhadap dunia Pendidikan. Setiap anak istimewa dan punya kelebihan bahkan mohon maaf, difabel sekalipun tidak boleh disebut cacat, dia punya kelebihan yang kita enggak tahu, tinggal bagaimana kita mengeksplore kelebihan di aitu,” tegasnya.
Anak juga diharapkan Wijayanto diajarkan untuk berinovasi dan memiliki daya tinggi dalam kreatifitas.
“Sekarang jamannya inovasi, kalau stuck (terjebak), mohon maaf, ketinggalan jaman. Ini yang saya tidak inginkan terjadi di Kota Depok,” imbuhnya.
Terakhir, Wijayanto ingin anak-anak Kota Depok memiliki jiwa kemandirian.
“Kalau saya hitungannya sukses itu ada dua, dunia dan akhirat. Kalau dunianya suskses tapi akhiratnya enggak, buat apa? Nah itu konteks mutu Pendidikan versi saya yang saya kemas dalam prospektif program nasional,” tandasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/depok/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Pendidikan-Kota-Depok-Wijayanto-pada-Selasa-2932022.jpg)