Metropolitan
Harga Eceran Tertinggi Dicabut, Pedagang Gorengan Keluhkan Mahalnya Harga Minyak Goreng Kemasan
Harga Eceran Tertinggi Dicabut, Pedagang Gorengan Keluhkan Mahalnya Harga Minyak Goreng Kemasan. Berikut selengkapnya
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KARAWANG - Pedagang gorengan di wilayah Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang mengeluhkan pencabutan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan.
Satu di antaranya Usmah (30) Pedagang Gorengan di Desa Cengkong, Kecamatatan Purwasari.
Kebijakan tersebut diungkapkan Usmah membuat harga minyak goreng kemasan kian mahal.
Padahal, pedagang gorengan seperti dirinya menggunakan minyak goreng kemasan, bukan minyak goreng curah.
"Kalau aku jujur pakainya minyak goreng kemasan engga curah. Karena demi kualitas dagangan kan ya, lebih ramah ditenggorokan aja," ungkapnya pada Sabtu (19/3/2022).
Menurutnya, penggunaan minyak goreng kemasan untuk menjaga pelanggan agar rasa gorengannya lebih enak dan tidak membuat sakit tenggorokan.
"Aku juga kan sehari pakai dua liter minyak goreng ya, aku seharian dipakai. Besok ganti minyak baru lagi," beber dia.
Dagangan gorengan dia dijual ke sejumlah kantin-kantin pabrik, mulai dari bakwan, tempe, risol hingga cireng.
"Aku jualnya di warung depan sama di kantin pabrik-pabrik nitip taro," jelas dia.
Baca juga: Aturan Ganjil Genap Puncak Diberlakukan Hari Ini, Hanya Kendaraan Berplat Nomor Ganjil Boleh Lewat
Baca juga: Hore, Tujuh Silat Betawi, Gambus dan Sohibul Hikayat Dicatat Dalam Kekayaan Intelektual Komunal
Pedagang gorengan lainnya, Titin (43) mengeluhkan hal serupa.
Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok bagi pedagang gorengan.
"Iya kami jujur kesulitan mendapatkan minyak goreng. Di setiap agen bahkan minimarket kita sudah jarang," kata Titin yang berjualan onde-onde dan molen mini.
Selain langka, minyak goreng juga kini dijual dengan harga tinggi.
Bahkan, untuk pembelian pun di setiap agen dibatasi.
"Saya biasa beli di agen langsung karena beli banyak. Tapi ya itu susah juga dibatasi, apalagi sekarang harga minyak goreng kemasan yang dua liter naik jadi Rp 48.000 sejak dua hari lalu," imbuhnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar pemerintah segera menindaklanjuti permasalahan tersebut.
"Saya berharap harga minyak goreng bisa kembali normal. Minimalnya, penjualan minyak goreng oleh distributor harganya bisa dibedakan antara kami para pedagang dan Ibu-ibu rumah tangga," jelasnya.