Metropolitan
Banyak Anak-anak Terserang Penyakit Imbas Pencemaran Batu Bara, KPAI Desak Pemprov DKI Turun Tangan
Warga Marunda Terserang Penyakit Kulit Imbas Pencemaran Batu Bara, KPAI Desak Pemprov DKI Turun Tangan
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CILINCING - Banyak warga, khususnya anak-anak alami penyakit kulit Imbas pencemaran batu bara di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk turun tangan.
“Secara umum warga menyampaikan dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang,” ujar Komisioner KPAI Retno Listyarti, dalam keterangan, Minggu (13/3/2022).
Bahkan, lanjutnya, terdapat seorang ayah yang memiliki tiga anak yang masih duduk di sekolah dasar menceritakan mereka sekeluarga mengalami penyakit kulit yang menimbulkan gatal di sekujur tubuh.
“Sang ayah menceritakan anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan. Bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi,” katanya.
Bahkan RPTRA Rusun Marunda juga terdampak masalah serupa. Petugas setiap harinya harus menyapu lantai dan membersihkan mainan anak-anak agar bersih dari debu abu batu bara.
Baca juga: Tiga Hari Hilang, Edi Mulyanto Ditemukan Tewas Masih Berseragam Dinas di Kali Sunter Aicon
Baca juga: Bus Transjakarta Tabrak Pembatas Jalan, Solarnya Tumpah-Banyak Pengendara Sepeda Motor Tumbang
Mengingat banyak anak-anak yang terdampak pencemaran batu bara, KPAI akan meneruskan informasi tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Lingkungan Hidup.
“KPAI akan menindaklanjuti laporan warga rusun marunda ke pihak Pemprov DKI Jakarta, karena penyelesaiannya harus melibatkan Dinas-dinas terkait,” tuturnya.
Selain itu DPRD DKI Jakarta juga diminta untuk melakukan pengawasan ke lokasi dan sekaligus memanggil pemerintah maupun perusahaan pencemar untuk dimintai penjelasan.
“Laboratorium independen juga perlu dilibatkan untuk melakukan uji laboratorium pada air dan tanah warga, serta uji medis dampak kesehatan yang dirasakan warga, terutama anak-anak,” ujar Retno. (jhs)