Berita Depok

Mogok Produksi Tiga Hari, Pengrajin Tahu-Tempe Kota Depok Minta Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai

Mogok Produksi Tiga Hari, Pengrajin Tahu-Tempe Kota Depok Minta Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai

Penulis: Alex Suban | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Ratusan pengrajin tahu-tempe melakukan aksi unjuk rasa di sentra produksi tempe RT 03/RW 01, Tugu Cimanggis, Depok pada Senin (21/2/2022) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Kenaikan harga kedelai selama sepekan belakangan ditanggapi pengrajin tahu-tempe di Kota Depok.

Tercatat, sebanyak 120 pengrajin tempe di sentra produksi tempe RT 03/01, Tugu Cimanggis, Depok melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari, yakni mulai dari Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).

Ketua Umum Paguyuban Pengrajin Tempe Dadi Rukun, Rasjani (49) berharap protes yang disampaikan para pengrajin dapat ditanggapi pemerintah.

"Harapan kami bersama kawan-kawan tukang tempe pemerintah mendengarkan kami, menstabilkan harga kedelai, itulah harapan satu-satunya kami kepada pemerintah," kata Rasjani.

Pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini menambahkan, jika aksi mogok ini tidak ditanggapi oleh pemerintah, mereka akan kembali melakukan aksi mogok produksi.

"Kami menekan kepada pemerintah untuk mendengarkan suara kami. Itu yang kami upayakan," pungkas Rasjani.

Melansir laporan terbaru dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) per tanggal 18 Februari lalu,  harga kacang kedelai di Kota Depok menyentuh harga Rp 15.500 per kilo.

Menurut keterangan dari Suprapto (43) salah satu pengrajin tempe mengatakan, saat ini harga kedelai menyentuh angka Rp 12.000 per kilo dari sebelumnya di harga Rp 8.000 per kilo.

Sementara untuk kedelai dengan bobot 1 kuintal, Surapto harus merogoh kocek sebesar Rp 1.125.000 dari harga sebelumnya Rp 800.000 per kuintal.

"Kami mogok produksi karena harga kedelai tidak sesuai dengan harga jual. Terlalu mahal.  Saat ini sudah mendekati Rp 12.000 per kilo. Sehari bahkan bisa naik dua kali dalam minggu-minggu ini," kata Suprapto saat ditemui di lokasi pada Senin (21/2/2022). 

Pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini menambahkan, selama dua minggu bertahan di tengah naiknya harga kedelai, Suprapto mengecilkan takaran atau ukuran tempe yang dia jual tanpa menaikkan harga tempet.

"Saya menjualnya per biji, ada yang Rp 6.000, Rp 12.000 dan Rp 4.000," sambungnya.

Rencananya, usai melakukan aksi mogok produksi, Suprapto akan kembali membuat tempe pada Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Produksi 7.800 Ton Sampah Setiap Hari, Anies Ingatkan Masyarakat Ikut Reduksi Sampah dari Rumah

Baca juga: Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi, Berharap Ada Tindakan dari Pemerintah Atas Kenaikan Harga Kedelai

Apabila pada saat itu harga kedelai masih tinggi, ia akan menaikkan harga tempe yang ia buat.

"Karena kalau tidak dinaikkin kami gak kebeli kacang kedelai. Untuk harga loncatan itu tidak terjangkau kalau cuma mengurangi takaran. Harus menaikkan harga," ujar Suprapto.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved