Penelitian UI

Doktor Fasilkom UI Teliti Kompetensi Tim Scrum dalam Global Software Development

Teliti kompetensi Tim Scrum dalam Global Software Development. Penelitian itu dilakukan Anita sebagai syarat sidang promosi doktor di Fasilkom UI

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Dok. Humas dan KIP UI
Doktor Fasilkom UI Teliti Kompetensi Tim Scrum dalam Global Software Development. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Doktor Fasilkom UI teliti kompetensi Tim Scrum dalam Global Software Development.

Globalisasi ekonomi dunia di abad 21 membuat Global Software Development (GSD) menjadi tren di industri software.

Kebutuhan pengembangan software yang mudah dan cepat serta memenuhi kebutuhan investasi dan kualitas membuat GSD digemari dalam bisnis.

Baca juga: HUT ke-3 RSUI Depok, Baru Satu Tahun Berdiri Sudah Bisa Jadi RS Rujukan Penanganan Covid

Di sisi lain, pandemi Covid-19 yang muncul memicu transformasi digital secara masif. Pada era adaptasi kebiasaan baru, penggunaan berbagai perangkat yang menunjang koordinasi dan kolaborasi menjadi sesuatu yang lazim.

Banyak aktivitas yang semula dilakukan luring, beralih menjadi daring. Kondisi ini makin menguatkan alasan dibutuhkannya GSD yang memfasilitasi kolaborasi software engineers di berbagai negara.

Kesuksesan proyek GSD salah satunya didukung dengan penerapan framework Scrum. Kesuksesan ini membutuhkan anggota tim yang menguasai kompetensi inti Scrum dan tambahan kompetensi global.

Baca juga: RSUI Depok Tambah 25 Tempat Tidur Khusus Pasien Covid-19 Jadi Total Tersedia 66

Untuk membangun model kematangan dan perangkat asesmen yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi Scrum di GSD, Anita Hidayati meneliti dan mengangkat topik tersebut untuk disertasi doktoralnya yang berjudul “Metode Penyusunan, Model Kematangan, dan Perangkat Asesmen Kompetensi Tim Scrum di Global Software Development”.

Menurut Anita, metode penyusunan kompetensi yang dihasilkan merupakan mixed-methods yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.

Setiap tahapan melibatkan para pakar dan praktisi dari berbagai negara sehingga menghasilkan daftar kompetensi yang kaya perspektif. 

Luaran tambahan dari metode penyusunan adalah daftar kompetensi dari role Product Owner, Scrum Master, Development Team untuk menerapkan Scrum di GSD. 

“Metode ini menghasilkan kompetensi tim Scrum GSD berbasis KSA (knowledge, skill, attitude) yang dapat dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran dan pelatihan. Kompetensi ini menjadi bahan untuk penyusunan model kematangan,” kata Anita.

Baca juga: Duta Besar Federasi Rusia Beri Kuliah di FISIP UI, Sampaikan Tentang Ekspor Indonesia

Model kematangan tim Scrum GSD mengadopsi CMMI 2.0, Scrum Maturity Model, dan Agile Maturity Model. Setiap anggota tim Scrum GSD harus menguasai practice area sesuai dengan role tertentu.

Tiap practice area berisi sekumpulan kompetensi yang dikelompokkan berdasarkan capability level. Pengelompokan capability level menggunakan standar yang disusun berdasarkan SFIA dan e-CF.

Practice dengan capability level dipetakan ke maturity level. Satu practice area bisa berada di maturity level yang berbeda bergantung pada kesesuaian capability level-nya.

Satu maturity level bisa berisi beberapa practice area dengan capability level yang berbeda. Model kematangan ini digunakan sebagai dasar penyusunan perangkat asesmen.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved