Kecelakaan Lalu Lintas
Bus Pengangkut Karyawan Pabrik yang Ingin Berwisata ke Yogyakarta Menabrak Tebing, 13 Orang Tewas
Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, kecelakaan itu bermula ketika bus bernopol AD 1507 EH itu kesulitan menanjak di kawasan Bukit Bego.
Elko berada di lajur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di lajur kiri. Di depan bus, ada empat sepeda motor dan satu mobil.
“Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Bagian belakang menabrak tebing. Ada penumpang yang terlempar, bapak dan ibu. Sepertinya kondisinya sudah tidak sadar,” ucapnya lagi.
Berikut sejumlah fakta terkait kecelakaan bus mau di Bukit Bego, Dlingo, Imogiri.
1. Jasa Raharja pastikan korban dapat asuransi
PT Jasa Raharja menjamin biaya perawatan dan santunan kematian kepada para korban kecelakaan maut bus pariwisata di Bukit Bego.
Kasubbag Administrasi Santunan PT Jasa Raharja DIY, Erwin Nur Patria Krisna mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan rumah sakit yang menerima korban kecelakaan bus maut itu.
Ia menjelaskan, penyerahan santunan bagi korban yang meninggal dunia akan diberikan pada ahli waris atau keluarga korban.
“Prinsipnya, santunan akan diberikan sesuai dengan domisili korban. Nanti, pembayaran santunan meninggal dunia koordinasi dengan cabang di Sukoharjo,” ucapnya.
Sementara, untuk korban luka, perawatan rumah sakit akan dijamin oleh PT Jasa Raharja.
Adapun santunan yang diberikan senilai Rp 50 juta untuk korban meninggal dunia dan Rp 20 juta untuk korban luka.
2. Ada 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Sukoharjo
Sebanyak 13 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus maut itu, termasuk sopir bus tersebut, Ferianto (35).
Sedangkan, 34 penumpang lain mengalami luka-luka.
Setidaknya, 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Desa Mranggen, Darmadi menjelaskan, dari para korban meninggal itu ada 1 orang asal Sragen, 2 orang asal Kelurahan Wonorejo.