Berita Jakarta
Harga Minyak Goreng Tinggi, Diduga Lantaran Permainan Kartel, Pedagang Gorengan Menjerit
Diduga lantaran permainan kartel harga minyak goreng tinggi. Pedagang gorengan menjerit. Padahal Indonesia penghasil sawit.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Harga minyak goreng tinggi, diduga lantaran permainan kartel, pedagang gorengan menjerit.
Pedagang di Jabodetabek mengelukan mahalnya harga minyak goreng.
Baca juga: Pria Asal Dramaga Kabupaten Bogor yang Terpapar Omicron Dinyatakan Sembuh
Harga minyak goreng naik menjadi Rp 19.000 hingga 24.000 per kg.
"Sudah dua minggu ini harga minyak goreng di pasar masih tinggi. Yah..saya gak bisa naikin harga gorengan. Takut gak habis dagangannya," kata Kiki, pedagang gorengan di Pancoran Mas, Depok.
"Paling ngakalinnya pakai minya bekas tapi yang masih bagus," ujanya.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga naiknya harga mintak goreng tersebut lantaran ada permainan kartel.
Sebab, hampir tiga bulan harga minyak di dalam negeri melesat tanpa kendali.
Para produsen kompak menaikkan harga dengan dalih menyesuaikan dengan harga minyak sawit (CPO) di pasar global.
Baca juga: Wali Kota Depok Mohammad Idris Sebut Vaksinasi Booster Bisa Diakses Semua Masyarakat dan Gratis
Sejak dua bulan terakhir, minyak goreng juga berkontribusi besar terhadap inflasi.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan, ada beberapa indikasi perilaku kartel di balik kenaikan harga minyak goreng di negara pengekspor sawit terbesar dunia ini.
"Saya curiga ada praktek kartel atau oligopoli. Dalam UU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat," kata Tulus, Rabu (12/1/2022).
Kartel sendiri merujuk pada sekelompok produsen yang mendominasi pasar yang bekerja sama satu sama lain untuk meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menaikan harga, sehingga pada akhirnya konsumen yang dirugikan.
Indikasi kartel paling tampak dari lonjakan harga minyak goreng, lanjut Tulus, adalah kenaikan harga minyak secara serempak dalam waktu bersamaan.
Baca juga: Info Terkini Cuaca Depok Kamis 13 Januari, Prakiraan BMKG: Hujan Hingga Malam, Waspada Angin Kencang
Di sisi lain, selama ini minyak goreng yang beredar di pasaran juga dikuasai oleh segelintir perusahaan besar.
"Kalau kartel pengusaha bersepakat, bersekongkol menentukan harga yang sama sehingga tidak ada pilihan lain bagi konsumen," terang Tulus.
Baca juga: Rudy Eka Terapkan Strategi Khusus Jelang Hadapi Australia di Laga Perdana Piala Asia Wanita