Kriminalitas
Satu dari Dua Orang Anggota GMPI Tewas, Ketua Karang Taruna Karawang Ungkap Kronologis Kejadian
Satu Orang Anggota GMPI Tewas, Ketua Karang Taruna Karawang Ungkap Kronologis Kejadian. Korban Korban sebelumnya Ancam Rusak Sekretariat Karang Taruna
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KARAWANG -Dua pemdua tergeletak berlumuran darah di dekat alun-alun Karawang merupakan anggota ormas Gerakan Militansi Pemuda Indonesia (GMPI).
Hal itu dibenarkan kuasa hukum GMPI Dadi Mulyadi.
Dia menjelaskan dua korban itu bernama Rifai dan Kacung.
Keduanya mengalami luka bacok hingga menyebabkan Rifai meninggal dan Kacung kondisinya kritis.
Baca juga: Tak Hanya Dianiaya, Novia Akui Payudaranya Juga Diremas Driver Taksi Online di Tambora
Baca juga: Viral 2 Pria yang Tergeletak Berlumuran Darah di Jembatan Alun-alun Karawang, Ternyata Anggota GMPI
"Kedua korban mengalami luka bacok disekujur tubuhnya. Yang satu meninggal dunia, sementara satu lagi kondisinya tengah kritis," katanya, pada Sabtu (25/12/2021).
Kejadian bermula, saat kedua anggota GMPI tersebut sedang nongkrong di warung langganan bersama Rifai, Kacung, Diki, dan Endang. Diki dan Endang merupakan rekan dari Kacung yang tengah berada di depan kantor pos alun-alun.
Tiba-tiba mereka dihampir sekelompok orang yang langsung menyerangnya menggunakan senjata tajam.
"Dari awal, saat pertemuan kedua kelompok tersebut dari pihak mereka yang sudah membawa senjata langsung membabi buta, kemudian membacok tanpa tahu sebab akibatnya," ungkapnya.
Disinggung soal pemicu utama yang menyebabkan perseteruan terjadi, Dadi Mulyadi, mengaku belum mengetahui secara jelas penyebabnya.
Namun, ia hanya mengetahui pelaku merupakan salah satu kelompok dari Karangtaruna.
Baca juga: Ganjil Genap di Jalan Margonda Raya Ditiadakan Sepanjang Masa Nataru, Termasuk Akhir Pekan Ini
Baca juga: Ganjil Genap Puncak Selama Libur Natal & Tahun Baru Diberlakukan, Berikut 10 Titik Penyekatannya
"Pelaku Karangtaruna Kecamatan infonya begitu cuma kita gak tau ini karangtaruna versi siapa. Katanya versi Eigen," imbuhnya.
Dia menyesalkan insiden kejadian ini. Dan meminta pihak kepolisian menyusut tuntas kasus ini.
"Kami mnginstruksikan seluruh jajaran dan anggota GMPI untuk tidak terprovokasi agar permasalahan tidak meluas. Lalu mengawal pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap segera pelaku pembunuhan," ujar Dadi.
Sedangkan Karangtaruna Kabupaten Karawang versi Eigen, saat dikonfirmasi, juga mengakui adanya perselisihan yang melibatkan anggotanya.
"Ya bener ini adalah salah satu anggota saya dari Karangtaruna," kata Eigen.
Akan tetapi berdasarkan kronologi awal yang ia terima, kejadian bermula saat korban diduga mengancam akan merusak Kantor Sekretariat Karangtaruna Kelurahan Karawang Kulon.
"Kita juga dapat informasi ada yang menantang Karangtaruna yang mau merusak Sekretariat karangtaruna Kecamatan Karawang Kulon. Saya juga engga tahu bisa sampai seperti ini," tegasnya.
Sebelumnya, Foto dan video dua pria tergeletak berlumuran darah di Jembatan Alun-alun Karawang viral di media sosial.
Salah satunya diunggah akun media sosial @infokrw pada Jumat (24/12/2021) kemarin. Dalam keterangannya dituliskan pria terlihat tak sadarkan diri berlumuran darah di Jembatan Alun-alun arah RSUD. Menurut laporan warga setempat, pria itu diduga dipukuli oleh beberapa orang tak dikenal, Jumat (24/12) pukul 13.00 WIB.
Dari informasi yang dihimpun kedua korban tersebut masing-masing bernama Rifai dan Kacung. Keduanya merupakan anggota organisasi masyarakat (Ormas) GMNI Karawang.
Saksi mata bernama Endang (43) menyebut bahwa peristiwa tersebut terjadi usai salat Jumat.
Dia yang sedang berdagang tidak tahu bagaimana persisnya peristiwa tersebut. Akan tetapi kondisi korban ketika berjalan sempoyongan itu penuh darah dan terdapat luka bacokan senjata tajam.
"Saya melihat korban menyeberang, terus jatuh, langsung banyak orang ramai. (Korban) terkapar sekitar sepuluh menit. Terus langsung dibawa sama warga pakai mobil bak ke RSUD Karawang," terang Endang.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana membenarkan peristiwa tersebut.
Akan tetapi belum bisa banyak memberikan keterangan. "Masih dalam penyelidikan, mohon menunggu," ungkap Oliestha.