Berita Bogor

Krimer Sawit Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bisa Percepat Masak Rendang, Hanya Butuh Waktu Sejam

Hanya Butuh Waktu Sejam, Krimer Sawit Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bisa Percepat Masak Rendang. Berikut Selengkapnya

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
zoom-inlihat foto Krimer Sawit Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bisa Percepat Masak Rendang, Hanya Butuh Waktu Sejam
Istimewa
Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University meluncurkan inovasi “Rendang Seasoning Mix Berbahan Krimer Sawit” pada Sabtu (4/12/2021).

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DRAMAGA - Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University meluncurkan inovasi “Rendang Seasoning Mix Berbahan Krimer Sawit” pada Sabtu (4/12/2021).

 

Produk ini dikembangkan berkat kerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

 

Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian Prof Erliza Hambali menyampaikan bahwa produksi minyak sawit Indonesia berlimpah.

 

"Minyak sawit dapat dikembangkan menjadi beberapa produk pangan, seperti Non Dairy Creamer (NDC)," kata Erliza dalam keterangan tertulis pada Senin (6/12/2021).

Baca juga: Jalanan Kembali Amblas, Sebuah Truk Terperosok di Proyek Jalan Boulevard Grand Depok City

Baca juga: Masih Rezeki, Iphone yang Ditemukan Driver Ojol di Grogol Ternyata Milik Anggota Paspampres

NDC dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) merupakan krimer tiruan yang dibuat dari minyak nabati.

NDC dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung santan dalam pengembangan produk Rendang Seasoning Mix.

 

"Penggunaan Rendang Seasoning Mix dapat mempercepat proses pemasakan rendang menjadi satu jam sehingga lebih praktis,” ujarnya.

 

 

Sementara Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) IPB University, Prof Suprihatin mengungkapkan ada berbagai inovasi di sektor minyak sawit yang dihasilkan oleh Departemen TIN.

 

Salah satunya adalah inovasi pangan yang merupakan pengembangan produk rendang. Rendang adalah makanan yang mudah dijumpai di Indonesia. 

 

“Manfaat Non Dairy Creamer minyak sawit adalah meningkatkan nilai tambah minyak sawit, mempunyai masa simpan relatif lama dan dapat bersaing dengan produk lain. Harganya lebih murah daripada santan,” terangnya.

 

Menurut Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo, kerjasama BPDPKS dengan Fateta IPB University bertujuan untuk memperkuat kemitraan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK).

Menurutnya, sub sektor perkebunan meliputi kelapa sawit mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

 

“Industri sawit berperan besar dalam mendukung Sustainable Development Goals, dari sisi persediaan lapangan kerja dan energi terbarukan,” ujar Alumni Fateta IPB University tersebut. 

 

Senada, Dekan Fateta IPB University Prof Slamet Budijanto menjelaskan bahwa minyak sawit berkontribusi secara signifikan pada devisa negara.

Minyak sawit dan minyak inti sawit dapat dikembangkan dalam bentuk inovasi.

 

"Sayangnya Indonesia masih mengimpor salah satu produk turunan sawit yaitu gliserin monostearat. Produk hilir bernilai tambah ini perlu dikembangkan dan mendapat dukungan,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved