Cerita Runiti Pemilik Warteg yang Tetap Membuka Warung Makannya Meski Diterjang Banjir Rob
Pemilik Warteg, Runiti (55) mengaku dirinya tetap nekat berjualan meski air rob sekira setinggi 40 sentimeter merendam tempatnya berdagang.
Laporan Wartawan Wartakotalive.comJunianto Hamonangan
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PADEMANGAN -- Banjir rob akibat air lait pasang sudah melanda kawasan tepian pantai di Jakarta Utara sejak tiga hari belakangan ini.
Seperti yang terjadi Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, banjir rob kembali merendam kawasan permukiman warga, Senin (6/12/2021).
Bahkan sebuah Warung makan Tegal tak luput dari banjir rob dari laut utara Jawa tersebut.
Meski tergenang banjir hingga 40 sentimeter tidak membuat pemilik warteg di sekitar lokasi menutup warungnya.
Pemilik Warteg, Runiti (55) mengaku dirinya tetap nekat berjualan meski air rob sekira setinggi 40 sentimeter merendam tempatnya berdagang.
Baca juga: Pelabuhan Sunda Kelapa Terendam Banjir Rob Hingga Setengah Meter, Aktivitas Bongkar Muat Terhambat
Kondisi itu sudah terjadi sejak pukul 10.00 WIB.
"Hari ini barusan jam 10.00 WIB tadi. Karena laut rob," ujar Rutini, di lokasi.
Runiti tidak menyangka banjir rob yang terjadi sejak Sabtu (4/12/2021) merendam usahanya.
Hal itu dikarenakan pukul 07.00 WIB, belum ada kabar air laut meluber di Pelabuhan Sunda Kelapa.
"Ya, terganggu sih. Tapi bagaimana lagi kan? Namanya juga orang jualan," ungkapnya.
Kondisi itu membuat dirinya merasa terganggu ketika harus melayani pembeli.
Baca juga: DKI Jakarta Kirimkan Logistik dan Personel untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Namun perempuan asal Brebes, Jawa Tengah itu tidak dapat berbuat banyak setelah sempat tutup sebelumnya.
“Sabtu kemarin malah sampai saya tutup nih warung. Karena banjirnya kan sampai segini (sepinggang). Jadi enggak bisa jualan,” tuturnya.
Meski sudah bisa berjualan, pembeli di warteg Rutini berdamai dengan air rob yang mengalir deras dari arah Pelabuhan Sunda Kelapa.
Akibatnya, mereka harus rela kakinya terendam banjir rob saat menikmati makan siang.
Meski begitu, mereka menyantap makanan yang dibeli dengan nikmat seolah tidak ada banjir rob.
Baca juga: Pemkab Bogor Perketat Akses ke Puncak Antisipasi Membeludaknya Pengunjung Saat Libur Nataru
Sementara, seorang pelanggan Warteg, Dulah mengatakan dirinya tidak masalah meski harus makan siang saat berada di tengah kepungan banjir rob karena sudah sangat lapar.
"Nggak masalah, namanya orang laper makan ya makan aja," ungkapnya.
Sementara pantauan di lokasi, air rob mengalir dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Jalan Lodan Raya.
Alhasil pemotor yang nekad menerjang banjir rob harus mau rela kendaraannya mogok.
Adapun sebagian pemotor yang tidak berani melintasi Jalan Lodan Raya memilih putar balik demi menghindari ketinggian air banjir rob yang sudah tidak dapat dilewati.
Baca juga: Kawanan Rampok Beraksi Pakai Modus Debt Collector, Rampas dan Bawa Kabur Sepeda Motor Warga
Peringatan dini
Sebelumnya masyarakat yang berada di pesisir Jakarta Utara mendapatkan peringatan dini dari Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok perihal kemungkinan adanya banjir rob.
Prakirawan BMKG Arinda Rizky mengimbau bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta Utara supaya mewaspadai fenomena pasang maksimum air laut selama sepekan.
"Diimbau waspada adanya fenomena pasang maksimum air laut pada tanggal 2-9 Desember 2021," katanya, dalam surat imbauannya, Rabu (1/12/2021).
Menurut Arinda, fenomena banjir rob diakibatkan adanya aktivitas pasang air laut pada fase bulan baru dan terjadi di Penjaringan dan Pademangan, termasuk di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Baca juga: Pemkot Bekasi Bentuk Tim Khusus Penanganan Banjir di 46 Titik, Begini Penjelasan Rahmat Effendi
Terkait hal itu, fenomena alam lainnya seperti peningkatan curah hujan maupun potensi angin kencang juga diperkirakan bakal terjadi dan bisa memengaruhi wilayah pesisir Jakarta Utara.
"Adapun puncak pasang maksimum di pesisir utara Jakarta terjadi pukul 8.00-12.00 WIB," kata Arinda.
Baca juga: Antisipasi Banjir, Lantamal III Siagakan Perahu Karet dan Truk untuk Evakuasi Warga
Adanya banjir rob mengakibatkan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, maupun kegiatan bongkar muat di pelabuhan dan aktivitas petani garam dan perikanan darat menjadi terganggu.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," tutupnya. (jhs)