Kabupaten Bogor
Cegah Loss Generation, Pemkab Bogor Terapkan Metode Blended Learning
Tantangan PJJ juga cukup berat karena tidak semua daerah memiliki infrastruktur internet dan gawai yang memadai.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Laporan Wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CIBINONG - Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Selama lebih dari setahun, sekolah-sekolah di Tanah Air harus harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online.
Tantangan PJJ juga cukup berat karena tidak semua daerah memiliki infrastruktur internet dan gawai yang memadai.
Hal itu dialami juga oleh Kabupaten Bogor yang memiliki wilayah yang luas dengan 40 Kecamatan, 435 desa dan kelurahan.
"Jika siswa yang tinggal di perkotaan mungkin tidak terlalu banyak kendala, tetapi bagi siswa yang tinggal di pelosok atau wilayah blank spot tentunya ini akan repot," kata Bupati Bogor Ade Yasin, Minggu (17/10/2021).
Baca juga: Bupati Ade Yasin Ingin Tingkatkan Nilai Indeks Integritas Kabupaten Bogor, Minta Sosialisasi Masif
Dengan jumlah penduduk 5,5 juta jiwa, Kabupaten Bogor memiliki 1.844 sekolah jenjang SD dan 718 sekolah jenjang SMP yang tersebar di 40 kecamatan.
"Total peserta didik SD 522.312 dan SMP 208.164. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang merata dan berkualitas," ungkapnya.
Untuk mencegah terjadinya loss generation, stakeholder pendidikan di Kabupaten Bogor beradaptasi mengajar dengan cara-cara baru yaitu belajar secara daring, hybrid learning, blended learning.
"Bagaimanapun PJJ bukan sekedar transmisi pengetahuan, tapi bagaimana memastikan pembelajaran tetap disampaikan dengan baik," ujar Ade.
Baca juga: Gelar Vaksinasi di Cisarua, Polres Bogor dan Relawan Indonesia Pasti Bisa Vaksin 510 Warga
Menurut dia, disitulah tantangan bagi para pendidik agar apa yang menjadi kekhawatiran stakeholder pendidikan saat ini tentang loss generation dapat dicegah.
"Permasalahan yang ditimbulkan akibat penerapan 100 % pembelajaran daring cukup kompleks, karena terkait penataan sistem pembelajaran, kurikulum, teknologi, sarana prasarana, hingga kesiapan SDM baik pendidik maupun peserta didik," jelasnya.
Politisi PPP ini menambahkan masing-masing siswa punya kapasitas berbeda dalam menyerap materi.
"Ada yang baik-baik saja selama belajar daring, prestasinya tetap baik. Tetapi kebanyakan sulit beradaptasi dengan pola daring sehingga semangat belajar turun, prestasi ikut turun," tegasnya.
Baca juga: Atlet Kabupaten Bogor Raih 29 Medali Emas di PON XX Papua, Bupati Ade Yasin Ungkapkan Rasa Banganya
Ade menyatakan, saat ini Pemkab Bogor telah menerapkan model blended learning atau gabungan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan daring atau hybrid learning.
"Sejak Agustus 2021 kami sudah menerapkan PTM terbatas bagi satuan pendidikan yang telah lolos verifikasi dan memenuhi kelengkapan sarana prasarana penunjang pembelajaran di masa pandemi Covid-19," papar Ade.
PTM di Kabupaten Bogor saat ini dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50%. Sedangkan Khusus untuk PAUD kapasitas maksimal 30