Berita Nasional
Bukan Ingin Menjatuhkan, Alasan Yusril Gugat AD/ART Partai Demokrat untuk Terobosan Hukum
Bukan Ingin Menjatuhkan, Alasan Yusril Gugat AD/ART Partai Demokrat untuk Terobosan Hukum. Dirinya mengaku ingin mengikuti jejak Maqdir Ismail
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Bukan ingin menjatuhkan, alasan Yusril Ihza Mahendra menggugat AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung diakuinya sebagai terobosan hukum
Dirinya pun menegaskan, tidak ada kepentingan pribadi dalam perkara tersebut, tetapi membela empat orang pecatan kader Partai Demokrat sebagai advokat.
“Yang diajukan ke Mahkamah Agung itu adalah permohonan keberatan, pengujian formil dan materil atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat,” jelas Yusril dikutip dari KompasTV pada Sabtu (25/9/2021).
Ia mengatakan, ingin melakukan terobosan hukum, seperti yang pernah terjadi dalam gugatan praperadilan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus suap pada 2015.
“Ini pertama kali terjadi karena saya ingin melakukan terobosan hukum. Dulu juga tidak pernah ada gugatan praperadilan terhadap tersangka. Orang mengatakan itu tidak ada. Tapi, Maqdir Ismail mencoba mendobrak itu, dan pengadilan mengabulkan,” beber Yusril.
Baca juga: Diserang Para Petinggi Partai Demokrat, Yusril Ungkap Alasan Gugat AD/ART Partai Demokrat
Menurut Yusril, partai politik adalan entitas politik yang penting dalam demokrasi Indonesia, terbukti dari isi Undang-Undang Dasar 1945.
“Persoalannya sekarang, UUD 1945 itu menyebut enam kali partai politik. Kejaksaan Agung dan KPK itu tidak disebutkan dalam UUD 1945,” ungkap Yusril.
Baca juga: Pribadinya Diserang Pimpinan Partai Demokrat, Yusril: Saya Tidak Mewakili Moeldoko
Partai Politik, kata Yusril, juga tak dapat dibubarkan presiden. Sementara, hanya partai yang biasa ikut pemilu dan mencalonkan presiden serta wakil presiden.
“Begitu partai didirikan, parpol tidak bisa dibubarkan oleh siapa pun, termasuk oleh presiden. Partai hanya dapat dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi,” ujar Yusril.
Baca juga: Yusri Bela Kubu Moeldoko, Jansen Layangkan Ultimatum: Kami Catat Siapa pun yang Mendukung Pembegalan
“Begitu besar peran partai itu dalam proses demokratisasi dan proses penyelenggaraan kehidupan bernegara,” imbuhnya.
Bukan Masalah Pribadi
Yusril Ihza Mahendra angkat suara terkait sejumlah pernyataan keras petinggi Partai Demokrat terhadap dirinya.
Dirinya meminta para politisi Partai Demokrat bisa dewasa menyikapi gugatan AD/ART Partai Demokrat yang dilayangkannya kepada Mahkamah Agung.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Bela Moeldoko, Demokrat: Ngaku Pejuang Demokrasi, Tapi Satu Barisan Begal
Yusril menilai gugatannya tersebut tidak boleh dikaitkan dengan personal dirinya yang juga merupakan seorang advokat.
Sebab, gugatan semata dilayangkannya untuk membela empat orang kader pecatan Partai Demokrat yang dibelanya saat ini.
Dikutip dari KompasTV, Yusril menyebutkan dinamika hubungan politik adalah hal biasa, seperti dirinya yang pernah menjadi menteri di era presiden ke-enam, SBY, sekaligus juga pernah dijadikan tersangka kasus sistem administrasi badan hukum, sisminbakum, di era yang sama.
Meskipun belakangan Kejaksaan Agung telah menghentikan penyidikan kasus tersebut.
Baca juga: Pribadinya Diserang Pimpinan Partai Demokrat, Yusril: Saya Tidak Mewakili Moeldoko
Sementara itu Partai Demokrat menganggap gugatan uji materi yang dilayangkan kubu Moeldoko atas AD-ART Partai Demokrat kepemimpinan AHY, terlalu mengada-ada.
Kepala badan komunikasi strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra menilai upaya uji materil yang dilakukan kubu Moeldoko hanya untuk mencari simpati publik. Demokrat menilai adanya gugatan ini menjadi momentum untuk memperkuat soliditas partai.
Baca juga: Yusri Bela Kubu Moeldoko, Jansen Layangkan Ultimatum: Kami Catat Siapa pun yang Mendukung Pembegalan
Politisi Partai Demokrat Andi Arief, turut merespons sikap Yusril Ihza Mahendra.
Dalam cuitannya di media sosial twitter, Andi Arif mengkritik sikap Yusril Ihza Mahendra yang baru sekarang menggugat AD-ART Partai Demokrat.
Padahal dengan AD/ART Demokrat yang disahkan 2020, sempat mendukung Putra Yusril Ihza Mahendra saat berlaga pada pilkada 2020 yang lalu.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Bela Moeldoko, Demokrat: Ngaku Pejuang Demokrasi, Tapi Satu Barisan Begal
Yusril: Saya Tidak Mewakili Moeldoko
Sejumlah tanggapan miring hingga ultimatum disampaikan pimpinan Partai Demokrat terkait upaya Yusril Ihza Mahendra yang menggugat AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung.
Dikutip dari KompasTV, Yusril Ihza Mahendra menyayangkan hal tersebut,
Terlebih mereka yang menyerangnya secara personal.
Ia mengatakan, gugatan ke MA itu berasal dari empat mantan kader Partai Demokrat yang tergabung dalam kubu Moeldoko.
“Yang jadi pemohon adalah kader Partai Demokrat yang dipecat partai itu sendiri. Jadi mereka merasa dizalimi dan melakukan perlawanan secara sah serta konstitusional,” ujar Yusril dalam tayangan program Kompas Petang, Sabtu (25/9/2021).
Sementara, posisi Yusril sendiri dalam gugatan ini adalah sebagai pengacara mewakili empat orang itu.
Baca juga: Yusri Bela Kubu Moeldoko, Jansen Layangkan Ultimatum: Kami Catat Siapa pun yang Mendukung Pembegalan
“Saya pribadi tidak ada urusan apa pun pada Partai Demokrat. Saya ini bertindak sebagai pengacara atau advokat mewakili kepentingan hukum dari empat mantan anggota Partai Demokrat yang merasa terzalimi,” kata Yusril.
“Jadi, banyak yang diserang adalah masalah pribadi saya. Enggak ada urusannya. Saya bertindak sebagai advokat profesional,” imbuhnya.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Bela Moeldoko, Demokrat: Ngaku Pejuang Demokrasi, Tapi Satu Barisan Begal
Menurutnya, tidak ada pula campur tangan Kepala Staf Presiden (KSP) Meoldoko dalam gugatan pada AD/ART Demokrat ini.
“Jangan dibawa ke mana-mana. Lebih baik dibaca teks permohonan itu. Juga tidak ada Moeldoko sebagai pemohon. Saya tidak mewakili Moeldoko,” jelasnya.
Ultimatum Wasekjen Partai Demokrat
Isu pembegalan Partai Demokrat kembali dicuatkan para pemimpin Partai Demokrat.
Terlebih dengan adanya keterlibatan Yusril Ihza Mahendra yang menjadi kuasa hukum empat orang kader Partai Demokrat yang dipecat dan kini mengajukan AD/ART Demokrat ke Mahkamah Agung.
Isu tersebut di antaranya dilontarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat.
Dalam akun Twitternya @jansenditindaon; pada Sabtu (24/9/2021), Jansen menyebutkan dirinya sangat lelah dengan adanya isu pembegalan partai yang membesarkan nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Konsolidasi yang digelar katanya menyita waktu dan pikiran para kader Partai Demokrat, termasuk dirinya.
Terkait hal tersebut, dirinya menyampaikan ultimatum.
Jansen mengaku telah mencatat seluruh pihak yang telah mendukung pembegalan Partai Demokrat.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Bela Moeldoko, Demokrat: Ngaku Pejuang Demokrasi, Tapi Satu Barisan Begal
Apalagi bagi mereka yang berasal dari eksternal Partai Demokrat.
Sebab, ditegaskannya kehidupan politik masih sangat panjang.
"Lelah benar dgn keadaan ini. Konsolidasi, waktu & pikiran terganggu. Kami akan catat dgn sangat baik siapapun kalian yg mendukung pembegalan partai kami ini," ungkap Jansen.
Baca juga: Manajer Tegaskan Berita Soal Tukul Arwana Meninggal Dunia Itu Hoaks
"Apalagi yg berasal dr luar: baik itu atas dasar, dalih & alasan apapun. Ingatlah, kehidupan politik ini panjang saudara2!," tegasnya.
Dalam kicauan berikutnya, pihaknya akan terus melawan Kubu Moeldoko.
Jansen pun menegaskan kebenaran akan selalu menang.
"Sebagaimana kami melawan KLB abal2 dulu & lanjutannya sampai hari ini, tak ada kata menyerah kami akan terus lawan. Termasuk pemain tambahan dr luar yg kalian bawa," jelas Jansen.
"Kebenaran pasti menang! Mana ada cerita tdk pernah jd kader jd Ketum Partai. Demokrasi jenis apa yg kalian bela ini!," tegasnya.
Peristiwa pembegalan Partai Demokrat diungkapkan Jansen akan terus diingat oleh para kader, khususnya kalangan muda Partai Demokrat.
Mereka katanya akan melawan siapa pun yang telah menyakiti perasaan kader Partai Demokrat saat ini.
"Jika hari ini kita tidak bisa jumpa, di masa depan pasti bertemu. Satu yg tak mungkin bisa kalian lawan: muda-mudanya kader partai kami ini skrg," tulis Jansen.
"Pd suatu masa, kalian pasti akan bertemu dgn mereka yg tersakiti ini. Kami tak pernah ngurusi partai orang. Kalianlah yg mulai. Salam," tutupnya.
Yusril Disebut Berada di Barisan Begal
Pernyataan Yusril Ihza Mahendra terkait judicial review AD/ART Partai Demokrat memicu beragam tanggapan dari politisi Partai Demokrat.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menuding Yusril Ihza Mahendra berada dalam satu barisan dengan para pelaku begal demokrasi.
Herzaky mengatakan, manusia dinilai dari konsistensi serta kesesuaian ucapan dan tindakannya.
“Ngaku-ngaku pejuang demokrasi atau memperjuangkan demokrasi, tapi kenapa Yusril kemudian berada satu barisan dalam para pelaku begal demokrasi,” ucapnya dikutip KompasTV pada Sabtu (25/9/2021).
Terlebih, lanjut Herzaky, Yusril mengatakan bahwa judicial review atas Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat dilakukan demi sehatnya demokrasi.
Baca juga: Manajer Tegaskan Berita Soal Tukul Arwana Meninggal Dunia Itu Hoaks
Baca juga: Kembangkan UMKM Masyarakat Agar Lebih Produktif, Warga Kelurahan Limo Diberi Pelatihan Olahan Pangan
Dia juga mempertanyakan, kenapa Yusril hanya menyasar Partai Demokrat secara spesifik, jika memang Yusril ingin menciptakan demokrasi yang sehat.
“Dari sini, publik pun bisa menilai, sikap dan pernyataan Yusril jauh panggang daripada api,” tuturnya.
Herzaky melanjutkan pernyataannya, bahwa dari kejadian ini dapat dilihat, kedewasaan dan keteladanan tidak selalu berbanding lurus dengan pengalaman dan usia.
Dari situ pula dapat dilihat bahwa sosok yang diharapkan sebagai senior di dunia politik dan dunia hukum, yang seharusnya bisa menjadi teladan, mengambil pilihan sikap yang tidak patut dicontoh oleh generasi muda di politik.
Baca juga: Realisasikan Jalur Puncak 2, Bupati Bogor Segera Bangun Jembatan Ikonik di Perbatasan dengan Cianjur
Baca juga: Tiga Hari Kenal, Joy Tobing Langsung Diajak Nikah Kolonel Cahyo Permono
“Sejak awal upaya pembegalan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko cs, Partai Demokrat tidak pernah gentar. Kami selalu siap menghadapi karena kami berada di jalan yang benar,” tambahnya.