Pesawat Jatuh

Tak Hanya Keluarga, Tetangga dan Teman Pengajian Akui Turut Kehilangan Kapten Mirza

Tak Hanya Keluarga, Tetangga dan Teman Pengajian Akui Kehilangan Kapten Mirza yang Tewas Dalam Tragedi Jatuhnya Pesawat Rimbun Air di Papua

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Adi Zaini, tetangga Kapten Mirza sekaligus sesama anggota kelompok pengajian Al Gazali di Kelurahan Curug, Kota Bogor 

"Orangnya supel dan ramah. Tetapi karena sering tugas di luar kota maka jarang ketemu," paparnya.

Kapten Mirza juga dermawan karena suka memberikan santunan bagi anak yatim janda-janda.

"Dia selalu  mendukung  kegiatan di lingkungan. Kalau Agustusan, misalnya, sering memberikan sumbangan. Jadi jiwa sosialnya tinggi" jelasnya.

Pantauan Wartakotalive.com,  rumah duka Kapten Mirza di Blok C No.40, RT 02/08, Gang Got, Jalan Bondol, Kelurahan Curug, Bogor, tampak didatangi para tetangga dan sanak keluarga pada Kamis (16/9/2021) sore.

Jejeran karangan bunga juga tampak dilegakkan di depan rumah sang pilot. 

Kehilangan Anak Bontot

Kabar jatuhnya pesawat Rimbun Air PK-OTW di hutan dalam di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, menjadi berita duka bagi Sri Purwanti (54).
Sri adalah ibu dari Muhammad Fajar Dwi Saputra, yang merupakan kopilot dari pesawat nahas tersebut. 
Kopilot Fajar, yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara itu, dinyatakan meninggal dunia dalam insiden jatuhnya Pesawat Rimbun Air PK-OTW.
"Kita dapat kabar itu (pesawat Rimbun Air jatuh) dari Manajemen Rimbun Air, yang menerima kabar itu menantu saya (istri Kopilot Fajar)," kata Sri saat ditemui di kediamannya, Kampung Rawa Lele RT 03/13, Jatimakmur, Bekasi pada Kamis (16/9/2021).
Sri tidak pernah menyangka putra bungsunya itu akan pergi secepat ini. 
"Tidak ada firasat, kami pun sekeluarga sangat terkejut. Terakhir komunikasi dengan istrinya jam 3 pagi waktu Jakarta. Dia mau terbang itu komunikasi vidcall dengan istrinya," ucap Sri.
Dalam ingatan Sri, Fajar yang merupakan anak bontot, terkadang "agak manja." 
"Anak saya ini anak bontot yah, jadi jika sama saya masih agak manja," tutur Sri. 
Namun bila di hadapan orang lain, Fajar dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab, baik sama istrinya, masyarakat, dan juga teman-temannya. 
"Dia humble, pergaulannya luas, dari kalangan apa saja. Kemudian kalau dia di wilayah, dia di sini dikenal ramah, baik hati, peduli sama lingkungan," kata Sri.
"Setidaknya seperti itu anak saya di mata saya, karena memang dia humble, orangnya ramah, dalam kondisi apapun dia selalu tersenyum," sambung Sri. 
Kehilangan Teman Canda Gurau
Hal senada diungkapkan oleh paman almarhum Muhammad Fajar, Sunari. 
Bagi Sunari, Fajar adalah pribadi yang ramah, tidak sombong, dan selalu perhatian. 
Kata Sunari, keponakannya itu mau bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang latarbelakang dan status.
"Sosok Mohammad Fajar itu orangnya sangat humble sekali. Dengan siapapun dia sangat baik, pokoknya luar biasa ramah," ucap Sunari.
Sunari mengungkapkan, Fajar begitu dekat dengannya. 
Ada banyak kenangan bersama yang tidak akan mudah dilupakan, salah satunya yakni momen mereka saling berbagi tawa.
"Kebiasaan saya dengan Muhammad Fajar itu ya guyonannya. Kita kadang-kadang suka saling bercanda, main ejek-ejekan. Ya tentu sangat kehilangan," tutur Sunari.
Tiga bulan terakhir Sunari sama sekali tidak bertemu dengan Fajar. 
Itu dikarenakan Sunari menderita sakit, dan harus menjalani proses penyembuhan selama tiga bulan.
"Terakhir komunikasi dia sering nyapa, menanyakan kabar, 'Om bagaimana kabarnya? Apa sudah pulih?' begitu," tutur Sunari. 
Sunari mengaku sangat terkejut saat mendengar berita jatuhnya Pesawat Rimbun Air PK-OTW yang dikemudikan keponakannya. 
Dia sama sekali tidak merasakan firasat apapun, jelang kepergian Fajar ke pelukan Sang Khalik.
"Saya benar-benar tidak merasakan tanda-tanda kepergian Muhammad Fajar. Makanya saya terkejut waktu dapat kabar dari orangtuanya," ucap Sunari. 
"Ternyata sampai rumah dapat kabar kecelakaan pesawat," sambung Sunari. 
Video Call Minta Lihat Anak

Tragedi jatuhnya pesawat Rimbun Air PK-OTW di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua pada Rabu (15/9/2021) pukul 07.37 WIT membawa duka bagi keluarga korban.

Satu di antaranya adalah keluarga Kopilot Rimbun Air, Muhammad Fajar Dwi Saputra.

Paman Kopilot Fajar, Sunari mengungkapkan, keluarga sangat terkejut atas insiden jatuhnya pesawat Rimbun Air

Pasalnya, keluarga besar sama sekali tidak merasakan firasat apapun, sebelum Fajar terbang ke Papua.

"Reaksinya sangat kaget, karena kita keluarga tidak ada firasat atas kepergian Fajar. Dari istri juga, setahu saya begitu," ucap Sunari saat ditemui Tribunnews.com di Kampung Rawa Lele, RT 03/13, Jatimakmur, Bekasi pada Kamis (16/9/2021).

"Sangat terpukul sekali keluarganya. Benar-benar mengejutkan," imbuh Sunari. 

Baca juga: Ponsel Kapten Mirza yang Dipakai Video Call Istri Masih Aktif Saat Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak

Cerita haru dibagikan ibunda almarhum Kopilot Fajar, Sri Purwanti (54). 

Sri mengungkapkan, sebelum terbang ke Papua, Fajar sempat melakukan video call dengan istrinya. 

"Terakhir komunikasi dengan istrinya jam 3 pagi waktu Jakarta. Dia mau terbang itu dia komunikasi vidcall dengan istrinya," ucap Sri Purwanti. 

Baca juga: Viral Krisdayanti Ungkap Gaji-Tunjangan Anggota Dewan Fantastis, Gus Nadir Sindir Halus Warganet

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved