Kebakaran Lapas Tangerang

Menkumham Jelaskan Kronologis Penyebab Meninggalnya 41 NAPI Saat Kebakaran Lapas Tangerang

Menkumham Yasonna Laoly menjelaskan Kronologis Penyebab Meninggalnya 41 NAPI Saat Kebakaran Lapas Tangerang. Simak selengkapnya.

Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw | Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw
Metro TV
Menkumham Yasonna Laoly saat memberikan keterangan terkait kebakaran lapas Tangerang. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, TANGERANG - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjelaskan kronologis penyelamatan narapidana saat kebakaran Lapas Tangerang. 

Kebakaran Lapas Tangerang terjadi pada Rabu (8/9/2021) dini hari. 

Dari total 122 penghuni blok C, sebanyak 81 narapidana berhasil diselamatkan, sedangkan 41 lainnya meninggal dunia. 

Pertanyaan pun banyak muncul terkait tidak dapat diselamatkannya 41 narapidana tersebut

Menteri Hukum dan Ham, Yasonna Laoly lalu menjelaskan penyebab petugas jaga tidak bisa menyelamatkan ke 41 narapidana tersebut. 

Yasona menjelaskan bahwa di dalam satu blok itu terdapat beberapa kamar. 

Baca juga: Kebakaran Lapas Tangerang, Menkumham Yasonna Laoly: Petugas Tak Mampu Lagi Menerjang API

Proses pemindahan jenazah korban kebaran Lapas Tangerang
Proses pemindahan jenazah korban kebaran Lapas Tangerang (Kompas TV)

Semua kamar harus dikunci ketika malam hari.

"Memang begitu protapnya. Protapnya lapas itu ya harus dikunci. kalau tidak melangar protap," jelas Yasonna dalam konferensi pers yang disiarkan live streaming oleh Metro TV.

Yasonna menjelaskan bahwa petugas jaga di atas yang melihat ada api. 

Dia langsung melapor dan ditindaklanjuti dengan upaya penyelamatan. 

"Jadi dibuka pintu yang masuk ke paviliun, dan dibuka kamar-kamar yang bisa dibuka," jelas Yasonna. 

Namun, ada kamar juga yang sudah tidak bisa dibuka oleh petugas. 

"Petugas tidak mampu lagi menerjang api lagi," ujar Yasonna.

Baca juga: AWAS SALAH! Ini Perbedaan Panitia Sembilan & Panitia Kecil, Bisa Muncul di SKD CPNS 2021

Tentu saja hal itu karena api sudah terlalu besar. 

Sementara itu, sejak awal diketahui petugas juga menghubungan pemadam kebakaran. 

Pemadam kebakaran datang hanya berselang 13 menit setelah petugas melapor. 

"Jadi kami juga berterima kasih kepada pemadam kebakaran," ujar Yasonna. 

 

JENAZAH DIPINDAH KE RS KRAMAT DJATI

Sementara itu, Jenazah 41 korban kebakaran Lapas Tangerang akan dipindahkan untuk proses identifikasi, Rabu (8/9/2021). 

Berdasarkan siaran live streaming Kompas TV siang ini, dikabarkan bahwa 41 jenazah akan dipindahkan ke RS Polri Kramat Djati. 

41 jenazah korban kebarakan dipindah untuk dilakukan proses identifikasi. 

Kasubdit di Biddokkes Polda Metro Jaya, Kompol Asep Gunadi, mengatakan bahwa sebelum proses pemindahan dilakukan, pihaknya telah mulai melakukan proses identifikasi awal di RSUD Tangerang.  

Baca juga: Ini Jumlah Polsuspas Saat Kebakaran Lapas Tangerang Terjadi

Namun, proses identifikasi lebih lanjut akan dilakukan di RS Polri Kramat Djati. 

Sampai saat ini pihak kepolisian belum mengumumkan identitas para korban tewas. 

Oleh karena itu pihak keluarga korban tewas diminta membantu proses identifikasi dengan memberikan data-data yang diperlukan. 

Data yang harus dibawa oleh keluarga, antara lain rekam medis, ijazah korban, serta data diri, dan sejauh mana hubungan keluarga. 

Hal itu nantinya akan menentukan dalam proses pengambilan sampel. 

Siaran Kompas TV juga menjelaskan bahwa krisis centre dalam kasus ini ditempatkan di Lapas Klas 1 Tangerang, Banten. 

Sehingga para keluarga korban sebaiknya mendatangi lokasi tersebut.

Baca juga: Sambut Harbolnas 9.9, POCO Indonesia Kasih Promo Potongan Harga hingga Trade In 

Selain posko, keluarga korban juga dapat mengupdate informasi dengan menghubungi nomor 081383557758. 

Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Banten, Agus Toyib, mengatakan bahwa petugas jaga malam hari sudah melakukan upaya-upaya penyelamatan. 

"Namun, karena pintu dalam keadaan terkunci, sehingga dari blok C 2 di mana titik api itu, dari 122 orang, bisayang bisa diselamatkan itu 81 orang dan 41 orang tidak bisa diselamatkan karena pintu tidak bisa dibuka dalam waktu bersamaan," ujar Agus Toyib dalam wawancara dengan TV One. 

Agus Toyib juga mengatakan bahwa sebagian besar korban meninggal adalah narapidana Narkoba. 

Selain itu ada pula 1 napi kasus terorisme. 

Lebih lanjut, Agus Toyib mengatakan bahwa dari 81 korban yang bisa diselamatkan, ada 8 yang harus dirawat karena mengalami luka-luka. 

Sedangkan sisanya yang tidak terluka dititipkan di blok-blok lain. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved