Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PALMERAH — Di tengah kemeriahan hari ulang tahun (HUT) Jakarta ke-498, sejumlah kuliner khas Betawi dikeluarkan oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sejumlah tempat.
Bukan hanya kerak telor atau soto Betawi, melainkan ada bubur 'Ase' atau bubur asinan semur.
Ya, bubur itu memang cukup jarang ditemui di Jakarta, sebab hanya sedikit pedagang yang bertahan dalam menjajakan kudapan yang identik dengan cita rasa asam gurih ini.
Salah satu pelaku UMKM yang masih bertahan menjajakan kuliner ini adalah Neneng Kholilah.
Dalam sebuah bazar yang digelar di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Neneng bercerita bahwa dirinya mulai menjual bubur Ase dari satu bazar ke bazar lainnya sejak 2010.
Baca juga: UMKM Lokal Raup Cuan di Kabogorfest 2025, Pedagang Kuliner: Penjualan Laris Manis
Niat melestarikan kuliner khas Betawi ini, ia teruskan dari ibundanya yang sudah lebih dahulu berjualan bubur Ase.
Meski tak sepopular makanan Betawi lain, namun Neneng tetap menjajakannya, tak peduli seberapa banyak porsi bubur yang berhasil dijual.
Baginya, ia hanya ingin melanggengkan tradisi Betawi lewat kuliner.
Saat Warta Kota menyambangi tenant Neneng, nampak bubur Ase cukup berbeda dengan bubur ayam pada umumnya.
Letak perbedaannya, terdapat pada isian bubur. Di mana secara visual, bubur ini nampak berwarna cokelar dari kuah semur yang disiramkan di atasnya.
Awalnya, bubur putih yang bertekstur kental akan diletakkan dahulu di dalam piring, kemudian ditambahkan dengan asinan seperti tauge, sawi asin, dan lobak, hingga ketimun.
Baca juga: Kuliner Depok, Saung Hijau Tawarkan Menu Tradisional di Sawangan Depok
Setelah itu, bubur akan disiram dengan kuah semur yang berwarna coklat pekat dan bercita rasa manis.
Semurnya sendiri merupakan kombinasi potongan kentang hingga tahu cina.
Barulah, kacang, kerupuk berwarna merah muda atau kerupuk sagu, dan emping akan ditambahkan sebagai pelengkap dan tambahan tekstur.