Pendekatan Historical Institusionalism adalah pendekatan yang berfokus pada pertanyaan empiris
dengan realitas dunia, orientasi historis, serta perhatian terhadap bagaimana lembaga-lembaga
memengaruhi perilaku dan hasil.
Dalam penelitiannya, Eddy mengidentifikasi sejumlah critical junctures atau titik perubahan penting, seperti kekalahan PAN dalam Pemilihan Umum 2019 dan kemenangan Zulkifli Hasan dalam Kongres 2020.
Perubahan orientasi politik PAN, yang kembali mengusung platform inklusif dan pluralis, menunjukkan fleksibilitas partai dalam merespons dinamika eksternal, terutama melalui strategi koalisi yang berubah-ubah dan penyesuaian posisi isu.
Baca juga: UI Bentuk Pelajar SMP Depok Menjadi Agen Perubahan untuk Budaya Sehat di Lingkungan Sekitar
Eddy menegaskan bahwa transformasi partai politik tidak selalu dipicu oleh mekanisme kausalitas
sederhana, tetapi merupakan hasil interaksi dinamis antara faktor eksternal, seperti kebangkitan
populisme Islam, dan faktor internal dalam partai.
Lebih jauh, ia juga menyoroti pentingnya pola kelembagaan dalam partai, seperti mekanisme pengambilan keputusan dan struktur ideologi yang berperan dalam memfasilitasi atau membatasi perubahan.
Sidang Promosi Doktor Eddy diketuai oleh Prof. Adrianus Eliasta Meliala, Ph.D.
Tim penguji terdiri atas Dr. Sri Budi Eko Wardani, SIP, M.Si, Dr. Huriyyah, Meidi Kosandi, Ph.D, dan Dr. Mada Sukmajati.
Ujian terbuka ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi.
Kemudian Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M.
Selanjutnya, Ketua Komisi VII DPR RI, Dr. H. Saleh Partaonan Daulay, M.Ag., M.Hum., M.A, dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo.