Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Viral di media sosial kasus kecelakaan yang janggal terjadi di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur pada 22 Februari 2024.
Adapun korban bernama Yosafat Christo Barend Kroma (22) yang meninggal dunia di lokasi kejadian tersebut.
Akun X sepupu korban bernama @Jourahs menjelaskan kronologi awal hingga disebut tewas bukan lantaran kecelakaan tunggal.
Awalnya, keluarga mendapat cerita bahwa sebelum kejadian ada 3 mobil angkutan kota (angkot) ugal-ugalan.
"Dari telepon, tante aku dikabarin bahwa Yos kecelakaan jam 4 subuh di daerah Basura, Jakarta Timur. Kronologi awal yang diceritakan adalah ada tiga angkot yang kebut-kebutan," tulis akun itu, dikutip Wartakotalive.com, Kamis (23/5/2024).
Baca juga: Ibu Muda Korban Begal Payudara di Bojonggede Bogor Syok dan Pingsan di Pinggir Jalan
"Sehingga Yos, yang saat itu naik motor Honda CRF, hilang keseimbangan dan menabrak pohon. Ga sampai disitu, diceritain juga setelah Yos kepental ke aspal, dia dilindes motor Vario, yang kemungkinan besar menyebabkan dia meninggal dunia," sambungnya.
Keluarga saat itu hanya mendengerkan saja cerita tersebut karena sedang fokus mengurus administrasi jenazah korban hingga penguburan.
Namun, saat ibu korban melihat jenazah anaknya, dia melihat ada bolongan di pelipis kanan dan sobekan di pelipis kiri.
"Kata pengurus jenazah di RSCM mengharuskan tanteku ke Lakalantas Kebon Nanas, Jaktim. Pas di Lakalantas, polisi nyaranin untuk visum, tapi lagi-lagi karena percaya sama kronologi awal tante aku menolak untuk visum," kata dia.
Baca juga: Pegi Alias Perong DPO Kasus Vina Cirebon Berpindah-pindah Tempat Saat Buron, Ganti Nama Jadi Robi
"Selesai ngurus administrasi buat ngeluarin jenazah, tante aku manggil salah satu temen gereja Yos yg ada di kamar mayat (yg nungguin Yos sblm keluarga datang). Tanteku spontan nanya, "anak saya sm siapa aja pas kejadian?"," lanjutnya.
Pria yang akrab dipanggil Yos itu ternyata tak sendiri, melainkan berjalan beriringan dengan teman gerejanya berinisial I yang mengendarai mobil Honda CRV.
"Mulailah si "I" ditanya tanya sama tanteku. Dia menjelaskan seperti kronologi di atas. Dan menurut pengakuan dia, Yos meninggal di pangkuan si I," tulis akun tersebut.
"Jadi posisinya Yos dan si I ini konvoi. si Yos pake motor Honda CRF dan si I ini pake mobil Honda HRV. Nah motor dan mobil ini dua-duanya ditahan di kantor polisi," sambung dia.
Baca juga: Polisi Ultimatum Komplotan Begal dan Gangster, Bakal Tindak Tegas Termasuk Menggunakan Senjata Api
Setelah itu, kecurigaan muncul saat keluarga I datang ke rumah duka pada sore hari dengan menggunakan mobil HRV yang sebelumnya disita kepolisian.
"Awal kecurigaan muncul, karena mamanya si I ini ngedesek pakpol mau ngeluarin mobil CRV nya. Tapi tante saya masih ga ngeh. Tante saya cuman fokus ke motor anaknya. Motor Yos sama sekali garusak parah layaknya kecelakaan hebat yg bisa menelan korban jiwa," kata sepupu korban.
"Kerusakan ada di stang kanan, dan spedometernya hilang. Sisanya mulus. Tante aku mulai kaget ketika keluarganya si I ini dateng ke rumah duka sorenya pake mobil yang seharusnya jadi barang bukti di kantor kepolisian. Sementara sampai detik ini, motornya si Yos masih di tahan di kantor polisi," lanjutnya.
Teman korban berinisial I bahkan tak ikut ke rumah duka. Mamanya mengatakan anaknya masih shock berat.
"Si I, yg seharusnya menjadi saksi kunci utk kematian sepupuku, datang di ibadah penutupan peti dan pada proses penguburan, dia dan kakaknya bisa bercanda canda ketawa ketawa gada dosa. Padahal sebelumnya bilang dia shock berat," tulisnya.
Di saat keluarga mulai mengikhlaskan, teman-teman Yos lainnya menjelaskan saat malam penghiburan tiga harian bahwa korban tewas bukan karena kecelakaan tunggal.
"BUKAN ANGKOT YANG UGAL UGALAN YANG NYEREMPET ADIK AKU. TAPI KEMUNGKINAN TEMENNYA SENDIRI. SAKSI MATA DI LOKASI KEJADIAN BILANG GADA ANGKOT. YANG ADA MOBIL HRV, XPANDER, SM MOBIL KECIL LAIN," kata sepupu korban.
"MAAF KESEL TAPI EMOSI BANGET. INI ORANG BUAT CERITA SEAKAN DIA ITU PEDULI PADAHAL DIA BOHONG SOAL KEMATIAN SEPUPU AKU. DAN DIA ADA DISITU. KITA PIHAK KELUARGA MULAI MIKIR. IYA JUGA GAMASUK AKAL KENAPA YOS BS MATI KELINDES VARIO DAN VARIO ITU BISA KABUR BABLAS?!,"
"YOS ITU BADANNYA CUKUP TEBEL, JANGANKAN YOS, KUCING KELINDES AJA BERASA. MASA INI LAKI LAKI DEWASA KELINDES GA BERASA. MINIMAL MOTOR VARIO INI JATOH JUGALAH. DAN KEJADIAN ITU PAS JAM 4AN. SI I BERALASAN IYOS GASELAMAT KARENA AMBULANNYA LAMA. NUNGGU SEJAM SAMPE IYOS GAKUAT," sambung dia.
Yos diketahui pada saat sebelum kejadian sempat main ke rumah temannya yang lain karena sejak pukul 20.30 WIB dihubungi terus menerus untuk datang ke daerah Basuki Rahmat.
"Mau tau yang bikin sakit hatinya lagi apa? Sepupu gue ga meninggal di pangkuan si I. Adek gue kegeletak di jalan. Yang nolong malah warga sekitar situ pake ambulance masjid. Si I kemana? Gatau.. Intinya dia bohong di kronologi awal," kata dia.
Diketahui pula bahwa mobil HRV yang dikendarai inisial I bahkan ada bekas tabrakan di bagian depan mobil.
"Gue ga paham sebenarnya kalo meninggal kena aspal itu termasuk benda tumpul apa enggak, tapi dari visum luar si Yos ini dinyatakan meninggal karena benturan benda tumpul," tulisnya.
Pada akhirnya, pihak keluarga korban setuju untuk dilakukan visum ulang agar mendapat titik terang dari kasus tersebut.
Polisi Buka Suara
Kepolisian dalam hal ini Polres Metro Jakarta Timur buka suara terkait kasus kecelakaan yang janggal ini.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menuturkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus itu.
"Iya, masih dalam tahap penyelidikan," ujarnya, secara singkat.
Penyelidikan kasus itu atas dasar laporan polisi dengan nomor LP/A/461/II/2024 SPKT.SATLANTAS POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA tanggal 22 Februari 2024.
"Pihak Satlantas Polrestro Jaktim akan melakukan gelar perkara eksternal dengan data dan fakta yang telah terkumpul secara optimal tersebut untuk menentukan dapat atau tidak ditingkatkan ke tahap selanjutnya," kata dia.
"Kita sesuaikan dengan data dan fakta hasil penyelidikan. Jadi saya harapkan Janganlah kita berasumsi dan membangun opini sendiri," lanjutnya. (m31)