Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SUKMAJAYA - Latis Supercamp Bimbingan Alumni Universitas Indonesia (UI) menawarkan program bimbingan belajar (bimbel) dengan sistem karantina atau menginap.
Selama sebulan, peserta akan digembleng untuk mempersiapkan diri mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
CEO Latis Supercamp, Pipin Indah Lestari menjelaskan, keunggulan dari program karantina, peserta akan mendapatkan pembelajaran intensif hampir sehari penuh.
“Dalam satu hari, peserta belajar dari jam 07.00 WIB pagi sampai jam 21.00 WIB malam, kemudian mendapatkan tryout setiap hari,” kata Pipin, Rabu (1/5/2024).
Baca juga: BREAKING NEWS: Dirjen Diktiristek Abdul Haris Tinjau Pelaksanaan UTBK di UI
Selain itu, peserta juga ditempatkan di hotel bintang 4 selama mengikuti program karantina agar fokus belajar dengan didampingi tutor kompeten.
Sistem pembelajaran yang disiplin tersebut terbukti mampu meloloskan 96 persen siswanya ke PTN favorit pada 2023 lalu.
Di tahun 2024, setidaknya ada 70 siswa yang mengikuti program karantina UTBK Latis Supercamp.
“Kalau kita kebanyakan siswanya mau masuk UI, ITB, UGM dan sebagian besar ingin masuk kedokteran,” ujarnya.
Baca juga: Mulai Dilaksanakan Hari Ini, Jumlah Peserta UTBK 2024 Tembus 785.058 Calon Mahasiswa
Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, peserta karantina UTBK perlu merogoh kocek Rp 28 juta. Namun, bagi peserta yang tidak menginap cukup membayar Rp 18 juta saja.
Dari biaya yang dibayarkan, siswa akan mendapatkan bimbingan tim akademik, tempat tinggal hotel bintang 4, makan tiga kali sehari, coffee break, dan sudah termasuk pendaftaran UTBK.
“Peserta ada yang dari Jawa, Aceh, Batam Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, seluruh Indonesia,” ujarnya.
“Kalau untuk paket tertinggi paket Zeus, kita ada paket private satu guru satu siswa itu biayanya Rp 58,5 juta,” sambungnya.
Seorang peserta, Harsa Dwi Aqeela rela terbang dari Pekanbaru demi mengikuti program karantina UTBK ini.
Harsa berharap, usahanya membuahkan hasil dapat diterima di PTN impiannya ITB Bandung.