Latihan kelenturan juga disarankan untuk dilakukan dalam sesi latihan kardiorespirasi dan
latihan kekuatan.
Dalam kondisi puasa, konsentrasi individu yang berolahraga berkurang karena turunnya cadangan energi.
Hal ini dapat menambahkan risiko cedera, yang dapat muncul akibat faktor individu, lingkungan, dan faktor pencetus.
Dengan demikian, perlu dilakukan penilaian risiko cedera secara individual, memperhatikan keamanan lingkungan, dan memilih waktu latihan yang tepat guna menurunkan risiko cedera saat berolahraga
dalam kondisi puasa.
Baca juga: Catat Rekor, Empat Kali Berturut-turut Website UI Raih Penghargaan Public Relation Award 2024
Bagi kelompok lanjut usia (lansia) dan individu yang memiliki penyakit tertentu, faktor keamanan dan keselamatan menjadi hal yang krusial.
Untuk lansia, status hidrasinya harus lebih diperhatikan. Maka, disarankan memilih waktu latihan yang tepat yang mempermudah rehidrasi, misalnya di sore hari saat sebelum atau sesudah berbuka.
Latihan setelah sahur disarankan intensitas ringan saja. Selain itu, diperlukan tambahan latihan keseimbangan untuk mencegah jatuh pada kelompok lansia.
Sementara untuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus, diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga terlebih dahulu untuk melihat keamanan dan kebutuhan supervisi latihan.
Untuk memastikan keberhasilan latihan fsik selama berpuasa, penting untuk tetap konsisten dengan kebiasaan latihan sebelumnya.
Baca juga: Kisah Kayla Aurelie Balqies Mahasiswa Vokasi UI yang Perkenalkan Budaya Indonesia di Eropa dan Asia
Disarankan untuk tidak membuat target olahraga baru, tetapi melanjutkan kebiasaan latihan yang dilakukan sebelum puasa atau bahkan menurunkan intensitasnya.
Bagi yang belum pernah atau tidak terbiasa dengan latihan fsik, disarankan untuk memulainya secara perlahan, dimulai dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga.
Berolahraga saat berpuasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga terhindar dari berbagai penyakit infeksi.
Aktivitas fsik yang dilakukan secara konsisten juga dapat mempertahankan kebugaran jantung-paru dan kekuatan otot sehingga terhindar dari rasa lemah dan kelelahan berlebihan.
Tak hanya menjaga kebugaran tubuh, olah raga dapat memperbaiki fungsi kognitif, mood, dan mencegah stres, sehingga dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan lebih baik.
Dalam jangka panjang, berolahraga tentunya sangat bermanfaat karena dapat mencegah dan membantu penanganan penyakit kronis seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes.