TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BANTEN - Tim pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin
Putra, S.K.M., M.K.M., mengadakan kegiatan peningkatan literasi kader Posyandu dengan tema stunting
dan anemia.
Sebab, bersumber daya dari masyarakat, maka keberadaan dan kapasitas pada kader sebagai
penyelenggara, menjadi kunci utama keberlangsungan posyandu.
Baca juga: Tata Kelola yang Kuat, UI Terbaik di Asia Versi QS Sustainability Ranking 2024
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada Senin (27/11/2023) di Kantor Kecamatan Kalanganyar, Lebak-Banten.
Pemilihan lokasi pengabdian masyarakat didasarkan pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun
2021, di mana angka stunting di Provinsi Banten mencapai 24,5 persen, sementara Kabupaten Lebak termasuk dalam zona kuning dengan angka stunting sebesar 26,2 persen.
Kecamatan Kalanganyar memiliki komitmen kuat untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di wilayah Kabupaten Lebak, termasuk salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan literasi kader Posyandu.
Baca juga: Hadiri UI I-GOV EXPO 2023, Maruf Amin Ingin Indonesia Jadi Kiblat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia
Perlu diketahui bahwa Pemerintah menargetkan menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024, dan salah satu elemen strategis guna mencapai target itu adalah Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
Hal itu berdasarkan jenis intervensi spesifik pencegahan dan penanggulangan stunting pada
masa sebelum kelahiran dan banyaknya anak usia 0-23 bulan yang ditangani di Posyandu.
Beberapa kegiatan posyandu yang sejalan dengan pencegahan adalah konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, edukasi pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan.
Selain itu juga pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya protein hewani bagi baduta (anak di bawah dua tahun), tata laksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil, dan keluarga.
Ketua Pengmas Departemen Gizi Kesmas FKM UI, Wahyu Kurnia Yusrin Putra menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan penanganan stunting berawal dari deteksi dini kasus dan edukasi pencegahan oleh para kader Posyandu.
Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Jadi Perhatian, UI dan Lancaster University Luncurkan Sistem RESPOND-OR-X
Oleh karenanya, menjadi penting untuk terus meningkatkan literasi dan berbagi pengalaman dengan para kader agar posyandu menjadi semakin berdaya dan efektif dalam mencegah dan menangani kasus stunting.
"Para kader juga perlu mengetahui bahwa anak yang stunting juga berpeluang besar untuk mengalami anemia, karena pangan hewani yang seringkali kurang dikonsumsi anak stunting juga merupakan sumber zat besi," ujar Wahyu.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya Ketua Tim Penggerak PKK tingkat Kecamatan, Mayasari
menyampaikan bahwa wilayah Kalanganyar masih ditemukan sejumlah kasus balita stunting.
“Saat diidentifikasi adanya kasus stunting di masyarakat, tim segera melakukan kunjungan rumah untuk
menindaklanjuti temuan tersebut. Selain itu para kader posyandu juga secara aktif terus melakukan
edukasi terkait stunting bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru,” ujar
Mayasari.
Kegiatan pengmas terbagi menjadi dua sesi, yakni pada sesi pertama para kader dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan analisis data hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita.