Dibayang-bayangi mendiang Muhammad Naufal Zidan
Setelah membunuh korban, Alta pulang ke kos dengan membawa barang-barang korban berupa iPhone dan Macbook.
Namun setelah pembunuhan itu, Alta mengaku batinnya tidak tenang. Dia merasa dikejar bayang-bayang korban.
"Saya percaya mimpi adalah pratanda. Beberapa waktu lalu saya mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh korban dan disaksikan banyak orang," ungkapnya.
Dengan kondisi batin seperti ini, Alta pun tinggal ke kos dan menunggu ditangkap polisi.
Baca juga: Mahasiswa UI yang Bunuh dan Rampok Juniornya di Beji Depok Belajar Membunuh dari Youtube
"Saya mengikuti prosedur dengan kooperatif. Saya akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya," tutur Alta.
Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan mengakui pelaku belajar membunuh dari Youtube.
"Pengakuan pelaku, sempat belajar cara membunuh yang cepat dari Youtube. Di Youtube, dia lihat jantung yang menjadi sasaran pertama," tandas Nirwan.
Minta maaf
Usai konferensi pers, pria yang disapa Alta ini menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga korban.
"Saya Altafasalya Ardnika Basya (23), kakak tingkat dari Muhammad Naufal Zidan (19), ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada ibu, ayah, keluarga dan kerabat korban," kata Alta di Mapolres Depok.
Dia juga memohon maaf kepada teman-teman dan pihak-pihak yang dirugikan, serta semua orang yang dikecewakan oleh perbuatannya.
"Saya ingin minta maaf juga untuk civitas academica UI atas perbuatan yang mencoreng citra kampus," papar Alta yang bercita-cita menjadi diplomat.
Tak lupa, Alta meminta maaf kepada keluarganya karena perbuatannya yang mengecewakan.
"Saya minta maaf kepada keluarga karena gagal menjadi apa yang mereka inginkan," imbuhnya.
Alta berjanji akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya dari pwrbuatannya.
"Saya akan menjalani proses penyelidikan dengan kooperatif," tuturnya.