Utamanya yang dikembangkan dengan memanfaatkan GeoAI pada platform cloud computing GEE dan didukung perkembangan ChatGPT.
Hal ini diyakini dan terbukti meningkatkan efisiensi akan mempunyai prospek perkembangan yang baik.
Perkembangan tersebut semakin meningkatkan ketersediaan data PLTL yang paling baru (up to date) untuk mendukung pemantauan penataan ruang wilayah dan keperluan analisis data spasial lainnya.
Baca juga: Komunitas Pembaca Puisi UI Raih Rekor MURI, Jaya Suprana Sampaikan Usulan Inspiratif
Hal tersebut akan semakin memperbaiki mutu dan waktu pelayanan publik, termasuk perizinan dan iklim berinvestasi.
Sebagai salah seorang dosen sekaligus peneliti, Prof. Dimyati berharap dengan membaiknya ekosistem
riset dalam mendukung implementasi model pemantauan PLTL dengan memanfaatkan GeoAI dan
dukungan ChatGPT dapat menjadi salah satu pilihan yang direkomendasikan untuk institusi yang
mempunyai kewenangan dan tusi pada bidang tersebut.
Dengan demikian, layanan informasi publik khususnya terkait penataan ruang akan mendorong kemudahan perizinan dan berinvestasi secara lebih tepat mutu dan tepat waktu.
Ketersediaan sumber berdaya di perguruan tinggi dapat dilibatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan publik.
Profil Singkat
Prof. Dimyati memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada1982.
Lalu, ia mendapatkan Gelar Master of Agricultural Science dari Laboratory of Regional Planning,
Tropical Agriculture Division, Faculty of Agriculture, Kyoto University tahun 1990.
Masih di kampus yang sama, Prof. Dimyati mendapatkan gelar Doktor bidang Agricultural Science pada 1997.
Sampai dengan Juni 2023, Prof. Dimyati menghasilkan 125 karya tulis ilmiah (KTI) dalam bentuk buku, jurnal, dan prosiding serta tulisan lainnya.
Dari KTI tersebut, sebanyak 63 KTI dipublikasikan di jurnal terindeks Scopus.
Sisanya dipublikasikan di Jurnal Nasional dan media digital maupun cetak popular.
Beberapa karya ilmiahnya, yaitu Potential Distribution of Skipjack Tuna Using MODIS Satellite Imagery
in The Southern Waters of West Java-Banten (2022).