Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, Cahya Nugraha
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Sebanyak 215.344 lebih calon mahasiswa mengikuti pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang kedua pada Kamis (25/5/2023).
Jumlah peserta di gelombang kedua yang dimulai pada 22-28 Mei 2023 lebih sedikit bila dibandingkan peserta tes gelombang pertama.
Pada gelombang pertama peserta ujian mencapai 588.519 orang, secara keseluruhan total peserta UTBK tahun ini mencapai 803.000 orang yang menjalankan tes di 74 pusat UTBK di seluruh Indonesia.
Di Universitas Indonesia khususnya melayani 58.000 peserta UTBK tahun ini yang dibagi ke dalam 28 sesi.
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Dirjendiktiristek RI), Nizam menyampaikan bahwa pada gelombang kedua untuk tingkat ketidakhadiran peserta lebih minim bila dibandingkan dengan ujian gelombang pertama.
Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru 2023, Ini Besaran Biaya Kuliah di UI Jalur SNBP dan SNBT
"Saya kemarin ke Solo juga tingkat ketidakhadiran menurun ya. Jadi, sebelumnya 4-5 persen tahun ini 2-3 persen, ini menunjukkan meningkatnya minat dan antusiasme siswa mendaftar ke perguruan tinggi. Saya apresiasi," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (25/5/2023).
Bukan tanpa alasan, sebab pada ujian tahun ini membuka ruang lebih luas bagi calon mahasiswa untuk tes dan memilih bidang studi sesuai minat mereka tanpa tidak ada lagi pengelompokan ruangan untuk IPA ataupun IPS, semua peserta menjalankan satu model tes, yakni Tes Potensi Skolastik (TPS).
"Harapan saya melalui seleksi sekarang kita bisa dapat calon yang lebih potensial untuk masuk dan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi karena kita mengukur pada potensi atau kapasitas di siswa bukan kemampuan menghafal mata pelajaran atau jawaban," ucap Nizam.
Baca juga: 77 Peserta Difabel Ikuti UTBK-SNBT di Kampus Universitas Indonesia Depok
"Dengan seleksi ini jadi lebih terbuka dan mengukur potensi kemampuan literasi, menalar, logika dan sebagainya secara tidak IPA dan IPS tapi berdasarkan potensi siswa sehingga calon kompeten siap mengikuti pendidikan di perguruan tinggi,"sambungnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru Gunawan mengatakan terkait antisipasi kecurangan, diakuinya saat ini memang lebih di fokuskan ke arah sana.
"Untuk tahun ini menjadi lebih konsen karena persiapan sebelum masuk ruangan tentunya di tahun ini menjadi lebih longgar waktunya, kalau tahun sebelumnya kan prokes harus dicek peduli lindungi, harus cek vaksin dan lain sebagainya," kata Gunawan
"Sedangkan tahun ini karena sudah tidak mewajibkan pengecekan tersebut sehingga bisa dialihkan pengecekan yang sifatnya antisipasi potensi-potensi kecurangan seperti metal detektor dan lain-lainnya," tutup Gunawan.