“Bisa menjadi rujukan masyarakat dalam banyak bidang keilmuan karena keahliannya, sekaligus bisa menjadi pengayom dan panutan di tengah masyarakat,” ucapnya.
Selain itu ulama juga figur pewaris para nabi dengan karakter yang as-siddiq (bertindak dan berkata benar), amanah (jujur dapat dipercaya), tabligh (bicara transparan), dan Fathonah (cerdas mampu membaca situasi). “Dengan kreteria tersebut kami yakin, figur yang kami pilih nantinya akan dapat memimpin DKI Jakarta menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas mengatakan, PKB DKI Jakarta bermaksud melakukan konsolidasi dan menyambung kembali silaturahmi dengan para ulama dan para habaib di DKI Jakarta. Terutama, kata dia, para ulama di jajaran pengurus Dewan Syura PKB Jakarta demi mencari rujukan pemahaman yang sama terhadap perjuangan PKB DKI Jakarta dalam memperjuangkan aspirasi warga nahdliyin.
“Saya percaya jika PKB di DKI Jakarta solid dan menang maka aspirasi perjuangan nahdlyinin akan lebih mudah diperjuangkan dan diwujudkan,” ucap pria yang juga menjadi Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta ini.
Sementara itu salah seorang tokoh pendiri PKB di DKI Jakarta DR. KH. Marsudi Syuhud menambahkan, bahwa PKB merupakan alat perjuangan warga nahdliyin. Soalnya didirikan oleh para ulama untuk bisa mengelola kebijakan negara.
Karena itu menurutnya, sudah waktunya PKB DKI Jakarta kembali merujuk dan kembali pada pemahaman awal terhadap tujuan politik tersebut, yaitu agar warga nahdliyin bisa solid mendukung PKB agar menjadi besar dan bisa ikut mengelola dan mengontrol kebijakan kepemimpinan di DKI Jakarta. Hal itu hanya bisa dilakukan jika PKB DKI Jakarta bisa memenangkan Pemilu 2024.
“Untuk bisa menang, PKB DKI Jakarta harus kembali mendekat kepada para ulama, silaturahmi, bertukar pikiran dan menjadikan ulama sebagai rekan untuk memperjuangkan tujuan PKB DKI Jakarta,” jelas pria yang juga menjadi Wakil Ketua MUI Pusat ini.
Baca Berita Tribunnewsdepok.com lainnya di Google News