Laporan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah
TRIBUNNEWSDEPOK.COM,JAKARTA - Di era menjamurnya ojek online di DKI Jakarta, Rusmana (70) masih setia dengan becaknya.
Sambil duduk di bangku depan becaknya yang beratapkan terpal untuk menghindari panas terik matahari di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, Rusmana tetap setia menanti penumpang.
Kepada Wartakotalive.com Rusmana kelahiran tahun 1952 di Kota Banjar Patroman, Jawa Barat, mengaku merantau di Ibu Kota Jakarta sudah 30 tahun,dan selama merantau berprofesi sebagai Tukang Becak.
Sebelumnya, Rusmana tahun 1986-1992 mengayuh becak di Kawasan Petukangan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kisah Motor Becak Jakarta, Masih Bertahan di Tengah Peningkatan Pengguna Sepeda Motor
“ Waktu itu jaman Soeharto, aku disana udah mengayuh becak, inget jaman itu tarif Rp. 500, Perhari bisa dapat Rp 20.000- 30 000,” ucap Rusmana saat ditemui wartawan warkotalive.com, di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, Minggu (24/04/2022)
kakek dua cucu ini, memilih tetap mengayuh becak di tengah majunya alat transportasi umum, tidak ingin merepotkan orang lain, Terlebih, kini hidup sendiri di kontrakan rumah.
Saat ini, tempat tinggal sudah tidak layak huni, perbulan bisanya yang dikeluarkan Rp 260.000, sudah termasuk air dan listrik.
“ Kontrakan sudah banyak bocor, saya tidak mampu membetulkan, sering kali saya meminta papan sama orang lain, untuk menutupi atap yang bocor,” ucap Rusmana.
Baca juga: Komplotan Begal Sadis Beraksi di Kawasan Sentul Bogor, Tukang Ojek Pangkalan Jadi Korban
Rusmana tinggal seorang diri, keluarga di kampung halaman Kota Banjar Patroman, Jawa Barat.
"Istri saya di kampung halaman, dia disana nungguin cucu aja, sedangkan anak sudah juga bekerja,” ucap pria memakai tutup muka berwarna hitam itu.
Rusmana mengaku, sejak di Kota Banjar sudah berprofesi tukang becak, namun ada keinginan merantau pada tahun 1986 di Kawasan Petukangan, Jakarta Selatan, dan terakhir ia dari 1992 sampai sekarang (2022), selama merantau tetap bekerja sebagai tukang becak, saat ini ia menunggu penumpang di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
Baca juga: Jembatan Indiana Jones Penghubung Srengseng Sawah-Pasir Gunung Selatan Miring, Warga Takut Lewat
"Waktu itu saya langsung aja ngerantau, soalnya di kampung bingung mau kerja apa, sawah pun tidak punya, jadi harus mandiri untuk cari uang,”tutur Rusmana.
Saat pandemi seperti sekarang, hampir setiap hari ia tak dapat penumpang.
Namun, pria kelahiran Kota Banjar ini, tetap semangat mengayuh becaknya, dan suka menyambi pekerjaan lain dengan membantu menyapu, membersihkan sisi jalan raya.