Berita Depok

Serius Tangani Sampah, Pemkot Depok Gandeng WWF Deklarasikan Plastic Smart Cities

Penulis: Vini Rizki Amelia
Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono saat memberikan sambutan dalam Deklarasi Plastic Smart Cities di Aula Serba Guna Lantai 10, Gedung Dibaleka, Balai Kota, Pancoran Mas, Kota Depok pada Senin (27/9/2021).

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Mengurangi volume sekaligus menjadikan sampah sebagai berkah, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggandeng Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF) dengan deklarasikan Plastic Smart Cities (PSC).

Deklarasi ini juga sebagai bentuk keseriusan Kota Belimbing itu dalam mengurangi pembuangan sampah hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang setiap harinya menerima limpahan 1.000 ton sampah.

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengatakan, nantinya program tersebut akan dilakukan di tiga kecamatan di Kota Depok, di mana sebelumnya kecamatan-kecamatan tersebut sudah lebih dulu diteliti lewat scoping beseline study.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan sebagai simbol persetujuan dan juga dukungan untuk misi program PSC.

Jebolan Teknik Petrokimia Universitas Indonesia ini juga mengaku bahwa program tersebut turut bersinergi dengan pemerintah provinsi serta pusat, sektor swasta, lembaga internasional, institusi akademis dan pastinya masyarakat.

Baca juga: Defisit RAPBD Perubahan Kabupaten Bogor Tahun 2021 Cukup Tinggi, DPRD Bakal Pangkas Anggaran

Baca juga: Tutup Defisit APBD Perubahan Kabupaten Bogor Tahun 2021, Ade Yasin Bakal Kurangi Belanja Aparatur

"Tujuannya menghilangkan terjadinya kebocoran sampah plastik ke alam pada tahun 2030," kata Imam dalam sambutannya saat menbuka PSC di Aula Serba Guna, Gedung Dibaleka, Balai Kota, Pancoran Mas, Kota Depok pada Senin (27/9/2021).

"Rencana aksi program PSC ini akan dilaksanakan pada tiga kecamatan yang sudah diteliti melalui scoping beseline study yakni Kecamatan Bojongsari, Sawangan, dan Cipayung," jelasnya.

Dalam pengimplementasian program ini, kata Imam, bank sampah dan komunitas turut dirangkul terkait pemilihan sampah, edukasi, dan lainnya.

Sehingga diharapkan setiap komunitas saling berbagi peran memiliki tugas sesuai dengan isu yang biasa ditangani.

Baca juga: Luhut Bersikeras Pidanakan Haris Azhar dan Fatia Soal UU ITE, Polisi Akui Tetap Kedepankan Mediasi

Baca juga: Yakini Dirinya Benar, Luhut Pantang Mundur, Akui Siap Hadapi Haris Azhar di Pengadilan

"Implimentasinya kami akan membuat satu alat yang memproses plastik menjadi sebuah bahan bakar. Nantinya bisa digunakan untuk buat kompor, bisa buat kendaraan, inovasinya ke arah sana," akunya.

Saat ini, setiap orang di Kota Depok dapat menghasilkan sampah organik sebanyak 60 persen yang terdiri dari 55 persen plastik dan 5 persen reduce.

"Jadi kalau kita menghasilkan 1.000 ton sampah per hari, dikalikan 55 persen maka sampah plastik 550 ton. Saat ini perlu di proses, ini salah satunya komitmen kami dalam penanganan sampah plastik, pada saat ini agar sampah plastik itu jangan sampai nanti sampai masuk ke tubuh kita," tuturnya.

Menurutnya, program PSC merupakan satu momentum dan kesempatan bagi Kota Depok untuk mengembangkan sistem tata kelola sampah yang selama ini dilakukan oleh pemerintah.

Disamping, PSC juga sejalan dengan misi Kota Depok yaitu meningkatkan pembangunan insfrastruktur berbasis teknologi dan berwawasan lingkungan.