Berita Jawa Barat
120 Siswa yang Dianggap Bermasalah di Jabar Sudah Masuk Barak TNI, Ikut Program Pendidikan Karakter
Program ini digelar serentak mulai hari ini, Jumat (2/5/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM -- Tercatat 120 siswa-siswi SLTP dan SLTA yang dianggap bermasalah sesuai kriteria Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengikuti program Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara di markas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkapkan bahwa sebanyak 80 siswa mengikuti program di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi di Bandung.
Sementara 40 siswa mengikuti di Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta..
Program ini digelar serentak mulai hari ini, Jumat (2/5/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.
"Jadi pertama saya ingin sampaikan bahwa nama dari program tersebut adalah Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan. Ada kata 'kekhususan' karena diperuntukkan bagi anak-anak dengan kriteria khusus, seperti yang sudah dijelaskan oleh Gubernur Jawa Barat dan pernah saya informasikan sebelumnya," kata Wahyu kepada Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Siswa-siswi Terlibat Geng Motor dan Tawuran Bakal Kena Wajib Militer
Menurut Wahyu, program ini merupakan kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan TNI AD.
Tujuannya bukan untuk menghukum atau memberikan pendidikan ala militer, melainkan untuk membentuk kembali karakter para siswa agar kembali pada koridor yang benar.
"Program ini bukan pendidikan militer atau ala militer. Meski dilaksanakan di lingkungan asrama militer, pendekatan yang digunakan bersifat personal dan kelompok, dengan materi seperti pembelajaran di kelas, bimbingan dan konseling, wawasan kebangsaan, latihan baris-berbaris, bela negara, hingga outbound dan permainan kelompok," jelasnya.
Wahyu menegaskan, siswa peserta adalah mereka yang secara sukarela didaftarkan oleh orang tuanya, lengkap dengan surat pernyataan kesediaan mengikuti program tersebut.
Baca juga: Belajar dari Purwakarta, Wali Kota Depok Jajaki Anggaran Pendidikan Militer untuk Siswa Nakal
Sementara tenaga pendidik berasal dari unsur TNI AD, Polri, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta tenaga ahli sesuai bidang masing-masing.
Seluruh kegiatan pendidikan ini didanai oleh Pemprov Jawa Barat serta pemerintah daerah setempat.
Para peserta mendapatkan fasilitas secara gratis, termasuk makanan sehat, perlengkapan pribadi, pakaian seragam, dan alat tulis.
Fasilitas pelatihan menggunakan barak militer yang tidak dipakai untuk aktivitas militer, serta didukung fasilitas penunjang lainnya yang tersedia di markas.
Program ini akan dievaluasi secara berkala selama proses berlangsung dan setelahnya.
TNI AD berharap pendidikan karakter ini dapat membentuk generasi muda yang tangguh, berdisiplin, berwawasan kebangsaan, dan mampu menjadi agen perubahan positif di lingkungan mereka.
“Mari bersama kita selamatkan generasi penerus bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas. Masa depan mereka adalah masa depan bangsa,” tutup Wahyu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.