Film Bioskop

Samuel Rizal Bikin Geger, Bicara Bahasa Jawa Kuno Saat Kerasukan Makhluk Ghaib, Ada Juga Penampakan

Samuel Rizal Bikin Geger, Bicara Bahasa Jawa Kuno Saat Kerasukan Makhluk Ghaib, Ada Juga Penampakan

Editor: dodi hasanuddin
Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo
SAMUEL RIZAL KESURUPAN - Samuel Rizal (paling kanan) menceritakan ia kerasukan saat syuting film Mangku Pocong. Samuel pun bicara bahasa Jawa Kuno. Hal itu disampaikan saat jumpa pers film Mangku Pocong ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025). 

Pesan Moral dan Penampakan

Sementara itu sang sutradara Chiska Doppert menyampaikan, film ini tidak hanya mengandalkan jump scare, tapi juga menyisipkan pesan moral tentang pentingnya doa, nilai kekeluargaan, dan kewaspadaan terhadap godaan yang tampak baik di permukaan.

“Film ini ingin mengajak penonton untuk lebih waspada terhadap hal-hal yang terlihat positif tapi memiliki niat jahat di baliknya," ungkap Chiska Doppert.

Chiska Doppert memastikan bahwa film Mangku Pocong tak hanya mengangkat cerita yang menyeramkan, melainkan banyak kisah mistis saat proses produksi.

"Kru dan pemain mengalami berbagai gangguan gaib mulai dari kerasukan hingga penampakan, terutama saat syuting dilakukan di rumah tua peninggalan Belanda yang diyakini angker," kata Chiska Doppert. 

Sinopsis

Film Mangku Pocong mengangkat cerita tentang warung makan yang tidak pernah sepi pembeli, karena masakannya selalu membuat ketagihan.

Namun di balik kesuksesan itu tersebar kabar bahwa sang pemilik menggunakan praktik spiritual untuk melariskan dagangannya. 

Mangku Pocong mengisahkan tentang dua kakak beradik, Hendri (Jevan Nathanio) dan Nurul (Ajeng Fauzia), yang memiliki kenangan buruk di masa kecil.

Baca juga: Tanda-tanda Marissa Haque Pergi untuk Selamanya, Cerita Masa Kecil Sang Bintang Film Era 80-an

Mereka baru bisa kembali ke kampung halamannya setelah ayah mereka, Mardi (Indra Pacique), meninggal dunia. 

Kondisi ekonomi yang sulit membuat mereka berusaha mengembalikan bisnis rumah makan keluarga yang telah lama tutup.

Sayangnya, upaya keduanya untuk membangkitkan bisnis rumah makan ditentang oleh keluarga besar. 

Hendri dan Nurul mulai menyadari ada kejanggalan di dalam keluarganya, terutama setelah mereka menerima serangkaian teror pocong yang mengancam nyawa. (ARI).

 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved