Dinilai Tak Becus Jabat Dirut PT PFN, Ini Jawaban Ifan Seventeen, Sebut Prabowo Orang Paling Ikhlas

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Ifan Seventeen didapuk sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) oleh Kementerian BUMN.

Banyak pihak yang meragukan kemampuannya memimpin PT PFN.

Salah satunya adalah Joko Anwar.

Baca juga: Sempat Merasakan Kehilangan Istri, Ifan Seventeen Beri Wejangan untuk Rio Alief Drummer Noah 

Dalam pernyataannya di kanal YouTube Kemal Pahlevi, Joko Anwar menilai bahwa industri film sangat kompleks dan membutuhkan pemimpin dengan pengalaman mendalam di bidang tersebut.

"Setelah jelas visi misinya dari PFN, baru ketahuan Ifan Seventeen tidak cocok atau tidak cocok banget jadi Dirut (PFN), gue nggak bilang cocok ya," kata Joko Anwar dikutip Kamis (13/3/2025).

Menurut Joko Anwar, meski Ifan Seventeen memiliki latar belakang di industri hiburan sebagai musisi, pengalaman tersebut tidak serta-merta cukup untuk memimpin perusahaan produksi film negara.

Meski banyak pihak yang meragukannya, Ifan Seventeewn tetap kalem. Ia bahkan memberikan jawaban yang cukup menohok.

Baca juga: Sempat Merasakan Kehilangan Istri, Ifan Seventeen Beri Wejangan untuk Rio Alief Drummer Noah 

Ifan Seventeen menjelaskan, sejak beberapa tahun yang lalu telah memiliki production house (PH).

Tapatnya mulai tahun 2019. Namun banyak orang yang belum menyadarinya.

"Banyak yang belum tahu, sebenarnya dari 2019 aku sudah punya production house," kata Ifan Seventeen di kantor PFN di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (14/3/2025) dikutip dari Wartakotalive.com.

Ifan Seventeen bahkan pernah menjadi produser eksekutif sebuah film garapan pemerintah pada tahun 2021.

Film itu disebutnya menjadi salah satu yang paling laku di industri film Indonesia.

"Tahun 2021 aku pernah produksi film, executive producer, salah satu film yang paling laku di OTT yang dimiliki pemerintah Indonesia," ucap vokalis Band Seventeen ini.

Ia juga menyinggung film Kemarin yang pernah diproduksinya.

Film tersebut merupakan dokumenter drama yang mengisahkan tragedi tsunami di Pantai Anyer, Banten.

Bencana itu mengakibatkan tewasnya tiga anggota Band Seventeen, kru, serta istri Ifan Seventeen.