Pengmas UI Rumpun Sains dan Teknologi

Dekat Selat sunda, Pendeteksi Gempa Ahli Kebumian UI Dipasang di 3 Titik di Kampung Pasuruan Banten

Pendeteksi Gempa Karya Ahli Kebumian UI Dipasang di 3 Titik di Kampung Pasuruan Serang Banten. EWAS juga telah dipasang diberbagai daerah di Indonesia

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Dekat Selat sunda, Pendeteksi Gempa Ahli Kebumian UI Dipasang di 3 Titik di Kampung Pasuruan Banten 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Guna membantu mengurangi risiko bencana gempa bumi dan tsunami, maka para peneliti dari dunia akademik tertantang untuk memberi sumbangsih sesuai bidang keilmuannya.

Begitu pula dengan para dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini.

Mereka tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang mengunjungi Kampung Pasuruan, Desa Umbul Tanjung,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Baca juga: Menginspirasi Institusi di Seluruh Dunia, Kepala UI GreenMetric Raih Honorary Professor dari Taiwan

Di sana, mereka menyerahkan tiga unit alat pendeteksi gempa bumi, Earthquake Warning Alarm System (EWAS) yang dikembangkan oleh para ahli kebumian dari Departemen Geosains FMIPA UI.

Tiga unit alat pendeteksi gempa bumi tersebut dipasang di tiga titik lokasi, yaitu Masjid Al-Magfiroh,
Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah, dan Kantor Desa Umbul Tanjung, dengan jarak antar titik sekitar
300 meter.

Sebelumnya, EWAS juga telah dipasang di berbagai daerah di Indonesia, seperti Banyuwangi, Sukabumi, Ambon, dan Lombok.

Baca juga: Di UI Depok Kemenkes Sampaikan Fakta Pelajar Beli Rokok Tanpa Kartu Identitas

Sistem ini dirancang untuk memberikan peringatan dini terhadap gempa bumi.

“Kegiatan pengmas ini merupakan bentuk kontribusi kami kepada warga Desa Umbul Tanjung.
Berdasarkan data dari Geographic Information System (GIS) Dukcapil tahun 2023, jumlah penduduk
Desa Umbul Tanjung mencapai 5.052 jiwa, mayoritasnya adalah nelayan, mengingat posisi desa yang
berada di Selat Sunda,” ujar Dr. Eng. Supriyanto, Ketua Tim Pengmas FMIPA UI.

Menurut Supriyanto, Selat Sunda yang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatra, dikenal sebagai
wilayah dengan potensi gempa bumi yang tinggi.

Hal ini disebabkan oleh pertemuan dua lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, yang aktif bergerak dan bertumbukan.

“Potensi gempa di Selat Sunda perlu mendapat perhatian serius karena wilayah ini dekat dengan
banyak pemukiman padat penduduk dan destinasi wisata pantai,” katanya.

Baca juga: Jaga Kelestarian Alam, Mahasiswa dan Dosen Gelar Aksi Bersih-bersih Sampah di Hutan Kota UI

Ia juga mengingatkan peristiwa tsunami dahsyat pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau, yang menghantam pesisir Banten.

Tsunami tersebut menyebabkan 426 orang tewas, 7.202 orang terluka, dan 23 orang hilang.

Ewas Tingkatkan Kewaspadaan

Untuk itu, dengan keberadaan EWAS diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Umbul Tanjung
dan pemerintah setempat dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami.

Sistem ini bekerja dengan mengirimkan sinyal peringatan secara otomatis dan cepat ketika terjadi
guncangan gempa.

Sinyal berupa bunyi sirine keras ini akan terdengar dalam waktu kurang dari 5 detik
setelah gempa terjadi.

“Dengan adanya EWAS, masyarakat tidak perlu menunggu pesan SMS atau WhatsApp yang baru
diterima 5 hingga 10 menit setelah gempa. Begitu alarm berbunyi, masyarakat harus segera keluar
bangunan dan menuju tempat yang lebih aman,” ujar Dr. Eng. Supriyanto.

Baca juga: Guru Besar FKM UI Sampaikan Tantangan Persoalan Gizi Nasional, Perlunya Keilmuwan Atasi Stunting

Pengmas yang dilakukan pada Kamis (17/10) ini, Dr. Eng. Supriyanto melakukan kunjungan bersama dengan tim yang terdiri atas Adde Nugroho, S.T., dan Ari. 

Sementara itu, Sekretaris Desa Umbul Tanjung Oman HM, menyampaikan apresiasi atas bantuan yangdiberikan oleh tim Pengmas FMIPA UI.

Ia berharap dengan adanya EWAS, kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman gempa bumi dapat meningkat 24 jam sehari.

Dengan demikian, diharapkan jumlah korban jiwa akibat runtuhan bangunan dapat diminimalkan.

“Kami juga berharap kehadiran EWAS ini tidak hanya meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga
memberi edukasi kepada warga tentang pentingnya mitigasi bencana dan langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi bencana,” kata Oman.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved