Kabupaten Bogor

Satu Ton Sampah Ditinggal Para Pendaki di Puncak Gunung Gede Pangrango

Operasi bersih sampah melibatkan 90 relawan yang menyisir sepanjang jalur pendakian, mulai dari alun-alun Suryakancana hingga puncak Gunung Gede.

Editor: murtopo
Tribun Jabar/ Fauzi Noviandi
Alun-alun Suryakencana Gunung Gede-Pangrango. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM -- Sebanyak satu ton sampah di jaur pendakian hingga puncak Gunung Gede Pangrango dibersihkan dan diturunan oleh petigas dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) bersama relawan Basecamp Sauyunan.

Sampah tersbut merupakan sapah yang ditinggalkan oleh para pendaki Gunung Gede.

Dilansir dari Kompas.com, Koordinator Basecamp Sauyunan, Niko Rastagil, menjelaskan bahwa operasi sampah yang dilakukan secara rutin tidak hanya berhasil menurunkan 1 ton sampah, tetapi juga menemukan beberapa pohon edelweis mati yang diduga akibat tumpukan sampah.

"Kami menemukan 11 pohon edelweis mati saat menggelar operasi bersih sampah pekan lalu. Kegiatan bersih sampah ini kami lakukan rutin setiap tiga bulan sekali," katanya.

Baca juga: Tersesat di Gunung Gede-Pangrango, 13 Pendaki Ditemukan Selamat, Berikut Ini Namanya

Operasi bersih sampah melibatkan sekitar 90 relawan yang menyisir sepanjang jalur pendakian, mulai dari alun-alun Suryakancana hingga puncak Gunung Gede.

Niko mengungkapkan bahwa masih banyak sampah yang menumpuk karena kurangnya kesadaran pendaki.

"Perlu upaya lebih maksimal untuk membentuk kesadaran pendaki agar jangan sampai sampah yang ditinggalkan mengancam ekosistem dan mempengaruhi keberlangsungan hidup hewan langka yang dilindungi," katanya.

Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, mengatakan pihaknya telah menerapkan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah di jalur pendakian hingga puncak Gunung Gede.

Namun, masih banyak sampah yang ditinggalkan oleh pendaki. 

Baca juga: Afifi, Pendaki Disabilitas Asal Depok Berhasil Mendaki Puncak Gunung Gede Jawa Barat

"Berbagai cara dilakukan, mulai memperketat pemeriksaan barang bawaan saat naik dan turun untuk memastikan barang yang berpotensi menjadi sampah wajib dibawa turun kembali. Kami juga menyediakan tempat sampah sementara (TPS)," kata Adhi, Senin (30/9/2024), seperti dilansir Antara.

Menurut Adhi, kesadaran dan kepatuhan pendaki menjadi standar operasi dan prosedur (SOP) saat melakukan pendakian.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menekan jumlah sampah di area puncak dan sepanjang jalur pendakian.

"Kembali lagi ke pendakinya. Jika mereka memiliki kesadaran tinggi, mereka akan terbiasa membawa sampah saat turun, sehingga tidak ada sampah di jalur pendakian hingga puncak," katanya. 

Sebagai solusi, pihak TNGGP merangkul relawan Basecamp Sauyunan di Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana.

Relawan ini bertugas mengatur pendaki, melakukan evakuasi, dan menangani sampah.

Selama ini, relawan tersebut membantu melakukan operasi pengambilan sampah.

"TNGGP bersama relawan Basecamp Sauyunan menjalankan tugas mengamankan zonasi. Relawan tersebut memiliki pengalaman dan pengetahuan yang membantu kami menjaga zonasi," ungkap Adhi.

 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved