Berita UI

UI Angkat Kembali Warisan Wastra Nusantara Tenun Tidore yang Sempat Hilang Selama Satu Abad

Universitas Indonesia UI Angkat Kembali Warisan Wastra Nusantara Tenun Tidore yang Sempat Hilang Selama Satu Abad

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
UI Angkat Kembali Warisan Wastra Nusantara Tenun Tidore yang Sempat Hilang Selama Satu Abad 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) melalui Komunitas Bakul Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) dan Makara Art Center (MAC) menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Menenun Cerita Tenun Tidore” untuk memperingati Hari Tenun Nasional yang dirayakan setiap 7 September.

Acara yang berlangsung di Auditorium MAC UI, pada Sabtu (7/9/2024), ini juga bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Ke-2 Komunitas Bakul Budaya yang telah berkiprah melestarikan budaya Indonesia sejak 3 September 2022.

Ketua Umum Komunitas Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni, mengatakan,seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali motif tenun khas Tidore yang sempat hilang satu abad lamanya.

Baca juga: Kalahkan Berbagai Perguruan Tingg Mahasiswa UI Catat Prestasi di Kompetisi Debat Pajak Nasional 2024

Kegiatan ini sejalan dengan misi yang diperjuangkan Komunitas Bakul Budaya, yakni melestarikan budaya, merawat bumi, dan merajut kebhinekaan.

“Kami berharap masyarakat lebih mengenal tradisi tenun dari Indonesia bagian timur, karena melalui Wastra Nusantara, kita dapat memperkuat jati diri bangsa. Oleh sebab itu, mari kita memasyarakatkan
Tenun Tidore agar lebih dikenal secara luas,” ujarnya. 

Tradisi menenun mewariskan kesabaran dan keuletan bagi bangsa Indonesia

Menurut Kepala MAC UI, Dr. Ngatawi Al-zastrouw, setiap tenun memiliki kisahnya masing-masing, termasuk tenun khas Tidore.

Dalam kesempatan tersebut, Pendiri Puta Dino Kayangan, Anita Gathmir menceritakan kisahnya dalam menghidupkan kembali tradisi menenun di kalangan masyarakat Tidore.

Upaya pelestarian dilakukan setelah ia menyadari bahwa budaya di Tidore makin terkikis.

“Suatu hari, saya menyaksikan prosesi adat di Tidore yang justru kental dengan nuansa budaya Jawa.
Dari situ, saya tergerak untuk menelusuri kembali tradisi wastra yang berkembang di Tidore, karena
sangat mustahil kesultanan yang mengepalai Uli Siwa tidak memiliki motif tenun khasnya,” ujar Anita.

Baca juga: Medali PON XXI 2024 Berlimpah, Mahasiswa UI Naura Rahmadija Raih 4 Emas di Cabang Sepatu Roda

Penelusuran yang dilakukannya menemukan titik terang saat seorang nenek membawa kain tenun
lusuh.

Kain tersebut merupakan peninggalan dari ibu sang nenek.

Dengan segala keterbatasan yang ada, Anita merekonstruksi motif tenun asli Tidore tersebut dengan dibantu oleh keluarga Sultan Tidore.

Pada 2020, Anita bersama beberapa anak didiknya berhasil mereka ulang Tenun Tidore dengan
menggunakan metode sukit.

“Kekhasan lain dari Tenun Tidore adalah bahan dasarnya yang berasal dari buah nanas dan pisang
dengan pewarna mengandalkan cengkih dan pala yang memang banyak di sana. Produk ini kami
hasilkan bukan untuk bisnis semata, tetapi juga pelestarian budaya,” kata Anita.

Baca juga: UI Siap Jadi Flag Carrier Pendidikan Indonesia, Ini Penjelasan Wakil Rektor Bidang Akademik

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved