Berita UI

UI Gagas THE Digital Universities Asia 2024, Dirjen Diktiristek: Digitalisasi Dikti Butuh Manusia

Universitas Indonesia Menggagas THE Digital Universities Asia 2024, Dirjen Diktiristek Prof Abdul Haris Uangkap Digitalisasi Dikti Butuh Manusia.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
UI Gagas THE Digital Universities Asia 2024, Dirjen Diktiristek: Digitalisasi Dikti Butuh Manusia 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BALI - Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. rer nat Abdul Haris membuka event bergengsi di dunia pendidikan tinggi.

Event bergengsi itu adalah konferensi Times Higher Education (THE) Digital Universities Asia 2024, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 Juli 2024.

Menurut Prof Haris, sebagai negara dengan sistem pendidikan yang terbesar ketiga di Asia dan keempat di dunia, pendidikan tinggi di Indonesia memiliki tantangan mulai dari revolusi industri 4.0, revolusi industri 5.0 dan pandemi covid-19.

Baca juga: UI Kumpulkan Para Petinggi Universitas di Asia untuk Bicarakan Tantangan Transformasi Digital

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan digitalisasi pendidikan tinggi.

Diantaranya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Massive Online Open Courses (MOOCS). Kebijakan ini sudah dirasakan oleh 80 persen mayoritas mahasiswa di Indonesia.

"Sebagai negara terbesar ketiga di Asia dan keempat di dunia, pendidikan tinggi di Indonesia memiliki tantangan dimulai dari revolusi industri 4.0, revolusi industri 5.0 dan pandemi covid-19," kata Prof Haris saat menyampaikan opening remarks di acara yang digagas Universitas Indonesia (UI).

Digitalisasi Pendidikan Tinggi Butuh Manusia

Dirjen Diktiristek juga menyebutkan keberhasilan penerapan digitalisasi di pendidikan tinggi memerlukan keterlibatan manusia.

Hal ini dikarenakan cara berpikir teknologi yang mengabaikan humanisme, sehingga proses berpikir menjadi terabaikan.

Dalam menerapkan digitalisasi di pendidikan tinggi, manusia harus menjadi innovator bukan sekedar pengguna.

Baca juga: Fakta Kisah Siswa SMA Nias Selatan dan Siswi SMA Lombok Tengah Diterima di UI Melalui SNBP 2024

Etika dan sikap belajar positif dalam penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) sangat penting untuk meningkatkan interaksi dalam pendidikan.

Hal ini sejalan dengan prinsip yang disampaikan oleh UNESCO, bahwa teknologi tidak boleh bertentangan dengan etika.

"Etika dalam penggunaan teknologi juga diterapkan untuk penelitian dan pengembangan AI di Indonesia," ujar Prof Haris.

Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana menyampaikan bahwa dibutuhkan 9.000.000 talenta bidang digital untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan yang sedang dilakukan oleh Kemenkominfo.

Baca juga: Dibuka Wamenkes, UI Health Innovation Expo 2024 Tampilkan Ragam Inovasi Bidang Kesehatan

Beberapa program Kemenkominfo yang digalakkan untuk mencapai literasi digital dari tahap paling
dasar hingga mahir di Indonesia, antara lain Gerakan Nasional Literasi Digital, Digitalent, dan Digital Leadership Academy.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved