Berita Jakarta
Sudindik Jakbar Sebut Kepsek SMAN 65 Jakarta Ingin Jadi Guru di Cipayung Bukan Mengundurkan Diri
Menurut Hasim, Kasie PTK Sudindik Jakarta Barat II, Indra menyatakan bahwa dirinya ingin menjadi guru di dekat rumahnya saja, di Cipayung, Jaktim.
"Kalau itu sih keputusan untuk memindahkan kemungkinan besar iya. Karena kan sesuai dengan permintaan beliau di dekat rumah," kata Hasim.
"Tapi keputusan itu kan ada di Dinas, bukan ada di Sudin. Jadi saya hanya menyampaikan apa yang tadi kami bahas dalam pertemuan di SMAN 65 Jakarta," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Sekolah SMAN 65 Jakarta, Indratmodjo telah mendengar terkait beredarnya petisi yang memintanya mundur sebagai pemimpin di SMAN 65 Jakarta.
Kendati begitu, dia mengaku belum membaca keseluruhan isi petisi yang dilayangkan para guru dan orangtua siswa SMAN 65 Jakarta.
Hanya saja, Indratmojo meyakini bahwa munculnya petisi tersebut dikarenakan ada salah satu guru di SMAN 65 Jakarta yang tidak terima ditegur terkait pengadaan karpet masjid yang tak sesuai pengajuan.
"Awalnya guru kami yang namanya Abdulrrahman mengadakan karpet tanpa ada rencana penganggarannya, tiba-tiba bawa karpet ke sekolah. Tentunya untuk mengamankan dia karena sudah membeli," kata Indra saat ditemui di SMAN 65 Jakarta, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (5/6/2024).
"Sedangkan kami harus mengadakan uang dari mana? Kalau dari iuran murid itu kan dilarang. Jadi saya minta opsi kepada teman-teman guru bagaimana menyelesaikannya itu? diselesaikan dengan patungan," jelas dia.
Dia menduga, hal itu yang memicu ketidaksukaan guru terhadap dirinya hingga keluar petisi tersebut.
Oleh karena itu, Indra menegaskan jika hal-hal yang dilontarkan dalam petisi terkait dirinya itu, tidaklah benar.
"Jadi mungkin kekesalan hati pak Abdulrrahman ini, membuat petisi semacam itu, mengajak yang lain. Kalau saya katakan seperti difitnah lah," kata Indra.
Terlebih dengan kondisinya yang kini sudah tak memiliki satu kaki (cacat fisik), ia mengaku tidak mumpuni melakukan hal yang tidak baik.
Menurutnya, ia bahkan tak tahu apa yang bisa disombongkan dari dirinya hingga membuat dia terkesan berkuasa.
"Saya mau superior gimana, mau keras gimana, saya harus tau diri dengan kondisi saya," ungkap dia.
"Tapi kan kita ada (penilaian) subjektif, ada objektif. Di dalam perjalanan ini menurut saya itu tidak benar," lanjutnya. (m40)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.