Kabupaten Bogor

Kisah Bocah Lelaki Kelaparan di Bojonggede, Tidak Terdata Sebagai Warga Penerima Bantuan Pemerintah

Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi pada Jum'at (3/5) sekitar jam 16.00 WIB.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama
Tangkapan layar video bocah laki-laki bernama Gibran menangis menjerit di depan rumah di Bojonggede, Kabupaten Bogor, beredar di medsos. 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOJONGGEDE - Viral di media sosial video seorang bocah laki-laki menangis menjerit di depan sebuah rumah di Bojonggede, Kabupaten Bogor beredar di medsos.

Peristiwa ini mendapat perhatian dari pemerintah Kecamatan Bojonggede.

Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi pada Jum'at (3/5) sekitar jam 16.00 WIB.

"Ada yang mention akun Instagram Kecamatan Bojonggede menanyakan terkait kebenaran video tersebut. Si pengirim mengatakan ini lokasinya di Bojonggede tapi tidak memberikan alamat secara detail," kata Tenny di Bojonggede, Rabu (8/5/2024).

Baca juga: Viral Gibran Kelaparan di Bogor, Camat Bojonggede Telusuri Lokasi

Dalam video tersebut bocah yang belakangan diekathui bernama Gibran (6) tersebut berteriak lapar dan ingin makan.

Dalam video tersebut, Gibran tampak duduk menangis histeris di depan rumahnya.

"Laper, aku laper mah," ucap Gibran seperti dikutip dari akun Instagram @kecamatanbojonggede, Rabu (8/5/2024).

Namun bukannya mendapat makan, malah terdengar suara seorang perempuan yang membentaknya dari dalam rumah.

Suara bentakan tersebut diduga berasal dari ibu Gibran yang memarahinya.

"Makan sendiri sana, gak punya duit makan sendiri," teriak perempuan tersebut.

Gibran pun terlihat terus menangis seraya meminta makan. Lalu sosok perempuan dari dalam rumah tersebut keluar dan langsung mengguyur Gibran dengan air botol mineral.

Baca juga: Kematian Satu Keluarga di Kalideres Diduga karena Kelaparan, Ini Kata Polisi

Admin akun Instagram Kecamatan Bojonggede lalu minta bantuan warganet untuk memberikan info lebih detail.

"Alhamdulillah, kita dapat info jam 17 bahwa itu ternyata di RW 03/RT 06 di Kampung Panjang, Desa Rawa Panjang," ujarnya.

Setelah dikonfirmasi ke kepala desa (kades), dilakukan verifikasi ke lapangan bersama RW setempat pada Minggu (5/5/2024).

"Kalau kita melihat kondisi keluarganya, memang dikategorikan miskin dengan penghasilan tidak tetap," jelas Tenny.

Dia menjelaskan ayah Gibran bernama Hamzah berprofesi sebagai buruh bangunan yang bekerja di kawasan BSD, Tangerang, Banten.

"Ayahnya pulangan ke rumah tidak tentu, tergantung izin dari mandornya. Kami belum tahu berapa penghasilan seorang buruh bangunan," ungkap Tenny.

Setelah ditanyakan ke pemerintah desa dan teman-teman pendamping, lanjut dia, ternyata nama KK (Kepala Keluarga-Red) tersebut tidak terdaftar di dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

"KK-nya masih menginduk ke satu orang saja, yaitu Hamzah. Sementara tiga orang anaknya tidak terdaftar dalam KK tersebut. Nah, itu yang kami sayangkan dan tidak pernah melapor juga ke RT/RW ," beber Tenny.

Tenny telah meminta kepala desa agar rumah Hamzah dan keluarganya itu berada dalam koordinasi dan pengawasan pemerintah desa.

"Sampai sekarang ibu dari anak-anak itu belum pulang ke rumah," ungkapnya.

Pemerintah Kecamatan Bojonggede juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk memberikan assessment agar keluarga ini bisa masuk kepada penerima bantuan ssosial selanjutnya.

"Terkait dengan dugaan-dugaan yang kita perkirakan bahwa anak ini mengalami perlakuan buruk secara verbal, kami sudah sampaikan kepada DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana) Kabupaten Bogor untuk berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak," tandas Tenny.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved