Kabupaten Bogor
Kisah Bocah Lelaki Kelaparan di Bojonggede, Tidak Terdata Sebagai Warga Penerima Bantuan Pemerintah
Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi pada Jum'at (3/5) sekitar jam 16.00 WIB.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
"Kalau kita melihat kondisi keluarganya, memang dikategorikan miskin dengan penghasilan tidak tetap," jelas Tenny.
Dia menjelaskan ayah Gibran bernama Hamzah berprofesi sebagai buruh bangunan yang bekerja di kawasan BSD, Tangerang, Banten.
"Ayahnya pulangan ke rumah tidak tentu, tergantung izin dari mandornya. Kami belum tahu berapa penghasilan seorang buruh bangunan," ungkap Tenny.
Setelah ditanyakan ke pemerintah desa dan teman-teman pendamping, lanjut dia, ternyata nama KK (Kepala Keluarga-Red) tersebut tidak terdaftar di dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
"KK-nya masih menginduk ke satu orang saja, yaitu Hamzah. Sementara tiga orang anaknya tidak terdaftar dalam KK tersebut. Nah, itu yang kami sayangkan dan tidak pernah melapor juga ke RT/RW ," beber Tenny.
Tenny telah meminta kepala desa agar rumah Hamzah dan keluarganya itu berada dalam koordinasi dan pengawasan pemerintah desa.
"Sampai sekarang ibu dari anak-anak itu belum pulang ke rumah," ungkapnya.
Pemerintah Kecamatan Bojonggede juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk memberikan assessment agar keluarga ini bisa masuk kepada penerima bantuan ssosial selanjutnya.
"Terkait dengan dugaan-dugaan yang kita perkirakan bahwa anak ini mengalami perlakuan buruk secara verbal, kami sudah sampaikan kepada DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana) Kabupaten Bogor untuk berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak," tandas Tenny.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.