Perang Palestina VS Israel
Hamas Pakai Senjata Buatan Amerika, Paman Sam Tuding Ukraina dan Afghanistan yang Memberikannya
Marjorie Taylor Greene menjelaskan kemungkinannya senjata tersebut berasal dari Ukraina atau Afghanistan.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Pihak Amerika Serikat kaget mengetahui bahwa senjata yang digunakan Hamas untuk menyerang Israel adalah senjata buatan mereka.
Anggota kongres Amerika Serikat Marjorie Taylor Greene di akun twitternya menyatakan tak habis pikir dengan kenyataan senjata bantuan tersebut disalahgunakan.
Seperti dikutip dari Tribunnews.com pihak Amerika Serikat pun menuding Ukraina dan Afghanistan yang memberikan rudal tersebut ke Hamas.
Marjorie Taylor Greene menjelaskan kemungkinannya senjata tersebut berasal dari Ukraina atau Afghanistan.
Akan tetapi yang jelas, artileri tersebut adalah senjata buatan Amerika Serikat.
Baca juga: 123.000 Warga Palestina Gaza Mengungsi, 1.100 Tewas Hamas VS Israel, Amerika Kirim Bantuan Senjata
"Washing ton dan Israel harus bekerjasama untuk menyelidiki asal-usul senjata itu," kata Taylor Greene pada Minggu (8/10/2023).
Ia mengatakan, senjata yang disita tersebut harus dilacak untuk menentukan sumbernya seperti dikutip Russia Today.
“Kita perlu bekerja sama dengan Israel untuk melacak nomor seri senjata AS yang digunakan Hamas melawan Israel. Apakah mereka berasal dari Afganistan? Apakah mereka berasal dari Ukraina? Kemungkinan besar jawabannya adalah keduanya,” tulis anggota kongres tersebut di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Baca juga: Guru Besar Hukum Internasional UI Minta Indonesia Bersuara Hentikan Perang Hamas Vs Israel
Sejauh ini, belum ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.
Namun, setidaknya satu video yang belum diverifikasi beredar secara online yang dimaksudkan untuk menunjukkan seorang militan Hamas “berterima kasih” kepada Ukraina atas persenjataannya.
Pihak Hamas memamerkan berbagai macam barang buatan Amerika Serikat, termasuk peluncur granat anti-tank M136 standar.
Diketahui Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan militer dalam jumlah besar ke Ukraina selama lebih dari satu setengah tahun, mendukung Kiev dalam perjuangannya melawan Moskow.
Ukraina berulang kali menghadapi tuduhan penyalahgunaan dan penjualan persenjataan, dengan berbagai tawaran mulai dari senjata api hingga ranjau dan rudal anti-tank yang dipandu berulang kali muncul di jaringan gelap.
Sementara di Afghanistan, seluruh persenjataan tentara yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Terlebih setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban setelah kelompok Islam tersebut mengambil alih negara itu pada Agustus 2021.
(Wartakotalive.com/DES/Tribunnews.com)
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.