Penelitian UI

Guru Besar FMIPA UI Temukan Cara Penanggulangan Limbah Zat Warna Berbahaya Jadi Air Bersih

Prof. Dr. Dra. Helmiyati, M.Si. sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kimia Fisik Polimer, Departemen Kimia FMIPA UI.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Guru Besar FMIPA UI Temukan Cara Penanggulangan Limbah Zat Warna Berbahaya Jadi Air Bersih 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., mengukuhkan Prof. Dr. Dra. Helmiyati, M.Si. sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kimia Fisik Polimer, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI.

Upacara pengukuhan dilaksanakan pada Rabu (9/8), di Balai Sidang UI Kampus Depok, Rabu (9/8/2023).

Pada kesempatan itu, Prof. Helmiyati menyampaikan hasil penelitiannya yang berjudul “Potensi Biopolimer dan Nanopartikel sebagai Green Nanokomposit Fungsional: Energi, Air Bersih, dan Kesehatan”.

Baca juga: Guru Besar Ilmu Penginderaan Jauh UI Kembangkan Model PLTL untuk Perbaiki Waktu Pelayanan Publik

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Helmiyati mengatakan, Indonesia kaya dengan bahan kimia yang
bersumber dari sumber daya alam.

Melihat potensi tersebut, ia mengembangkan sintesis Nanokomposit berbasis biopolimer yang didukung oleh oksida logam untuk diaplikasikan ke berbagai kebutuhan.

Penggabungan nanopartikel logam atau oksida logam pada permukaan biopolimer akan menghasilkan sifat nanokomposit yang lebih unggul dari masing-masing materialnya serta bersifat sinergis.

Temuan ini dapat dikembangkan sebagai katalis untuk biodiesel, sebagai fotokatalis untuk penanggulangan limbah zat warna yang berbahaya sehingga diperoleh air bersih serta sebagai antibakteri yang berguna dalam bidang kesehatan.

Menurut Prof. Helmiyati, bahan bakar merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi karena
digunakan untuk berbagai jenis kendaraan, seperti mobil, motor, kereta api, dan pesawat.

Bahan bakar yang digunakan saat ini sebagian besar berasal dari fosil.

Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan masalah lingkungan yang cukup serius, karena pembakarannya menyebabkan efek gas rumah kaca serta penipisan sumber bahan bakar fosil.

Padahal, penggunaan bahan bakar di dunia diperkirakan meningkat sebesar 28 persen antara tahun 2015 dan 2040.

Baca juga: Kontribusi untuk Indonesia, Mahasiswa UI Luncurkan Aplikasi ParuKu, Permudah Warga Lakukan Vaksinasi

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan serta dapat diperbarui.

Biodiesel atau fatty acid methyl ester (FAME) dianggap sebagai pengganti bahan bakar yang baik karena dapat langsung disubstitusi atau dicampur dengan solar; memiliki emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, angka setana yang lebih baik, dan kandungan bulu belerang yang rendah; serta tidak beracun.

Selain itu, biodiesel dapat dipreparasi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, lemak hewani, dan minyak jelantah.

Selain itu, Nanokomposit juga dapat dimanfaatkan sebagai fotokatalis untuk mendegradasi zat warna pada limbah guna memperoleh air bersih.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved