Sindikat Jual Beli Ginjal

Tersangka Sempat Ingin Berhenti Jadi Koordinator Tapi Terlilit Utang Rp700 Juta dengan RS di Kamboja

Meski merekrut puluhan orang, Hanim mengaku tak mendapatkan untung. Bahkan, dia malah memiliki utang ke Preah Ket Mealea Hospital

Warta Kota/Ramadan LQ
Polisi menangkap 12 tersangka kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sindikat penjualan ginjal di Kamboja. Satu di antara yang ditangkap adalah Hanim (41) yang berperan sebagai koordinator sindikat itu. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KEBAYORAN BARU - Tersangka penjualan ginjal Internasional, jaringan Bekasi-Kamboja, yakni Hanim (41), akui sama sekali tak dapat keuntungan dari bisnis jual beli ginjal yang ia lakukan.

"Nggak ada untung sama sekali, malah kalau dihitung ininya malah rugi, karena dorongan," ujar Hanim, Sabtu (22/7/2023).

Selain jadi koordinator, Hanim mengatakan turut menjadi pendonor, hingga setelah dua bulan masa penyembuhan pada 2019, dia pun dihubungi oleh seseorang yang disebut broker atau penghubung.

Dari situlah, Hanim diajak menjadi koordinator sejumlah pasien WNI di Kamboja.

Baca juga: Pilkada 2024, Ini Tiga Kandidat Kuat Calon Wali Kota Depok dari Partai Gerindra

"Waktu itu saya bawa dua orang berarti lima sama saya, sekitaran bulan September apa akhir Agustus gitu. Sampai disana, empat orang di Kamboja lakukan medical check up lagi, cuma disana pasiennya baru ada dua, jadi yang dua dipulangkan dan dua dioperasi," tuturnya.

"Setelah kami pulang lagi ke Indonesia, kemudian tiga mingguan, saya memberangkatkan lagi sekitar enam orang termasuk dua orang yang disana. Begitu terus prosesnya dikirim ke Kamboja," sambung Hanim.

Proses pemberangkatan para pendonor ginjal ucap Hanim, sempat berhenti pada 2020 hingga 2022 karena diterpa Pandemi Covid-19.

Baca juga: Diduga Main Game Slot Saat Paripurna, Cinta Mega Akhirnya Minta Maaf dan Siap Terima Sanksi

Hingga pada Maret 2023, Hanim berhasil mengumpulkan 40 orang yang akan melakukan transplantasi ginjal.

Meski demikian, dari hasil medical check up, sebanyak 35 orang bawaan Hanim tak lolos, dan terpaksa dipulangkan.

Hanim mengaku, biaya operasional dari 35 orang yang tak lolos itu pun dibebankan kepadanya.

Baca juga: Kebakaran Hanguskan Sebuah Minimarket di Jalan Margonda Raya Depok

"Nah ternyata di bulan Maret itu ada info tidak jadi, tidak jadi proses. Jadi 35 itu dipulangkan. Itu biaya ini itu jadi kasbon saya ke rumah sakit (Preah Ket Mealea)," ungkapnya.

Tak sampai di situ, Hanim kembali mencari orang yang ingin menjual ginjalnya.

Kemudian, dia pun mendapatkan 31 orang, untuk diberangkatkan ke Kamboja pada Juni 2023.

Baca juga: Erina Gudono Memukau dengan Balutan Kebaya di Atas Catwalk JF3 Disaksikan Pj Gubernur DKI Jakarta

Meski merekrut puluhan orang, Hanim mengaku tak mendapatkan untung. Bahkan, dia malah memiliki utang ke Preah Ket Mealea Hospital, sebesar Rp 700 juta.

"Nah kemudian ada pemberangkatan lagi bulan Juni, itu tetap saya kasbon lagi. Utang saya ke rumah sakit itu sebesar Rp700 juta lebih. Jadi kalau dihitung-hitung itu nggak ada, saya nggak ada (untung)," ujar dia.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved