Berita UI
Pentingnya HKI di Industri Game, Vokasi UI Turut Rancang Kurikulum Microcredential Game Developer
Vokasi UI turut rancang kurikulum Microcredential Game Developer. Pentingnya HAKI dalam pengembangan industri Game.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Pentingnya HAKI di Industri Game, Vokasi UI turut rancang kurikulum Microcredential Game Developer
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property (IP) merupakan salah satu hal yang penting bagi pelaku industri kreatif.
Tak terkecuali, game sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif Indonesia, perlu memperhatikan pentingnya HKI ketika mengembangkan produk game.
Baca juga: Dubes RI untuk Amerika Serikat Kunjungi Booth UI di NAFSA Convention and Expo 2023 ke-75
Di Indonesia, industri game berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir akibat terjadinya
revolusi industri 4.0.
Menurut salah seorang dosen Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, Universitas
Indonesia (UI) Ngurah Rangga Wiwesa, M.I.Kom., game merupakan sebuah karya intelektual yang
kompleks karena berbagai bentuk karya seni, seperti musik, skrip, split, video, gambar, dan karakter
yang digabungkan turut melibatkan interaksi manusia ketika game tersebut dioperasikan.
Maka dari itu, game perlu dihargai sebagai karya intelektual yang memiliki nilai ekonomi dan perlindungan hukum.
Di Indonesia, sudah banyak talenta pengembang game dari level fresh graduate, terutama melalui inisiatif di institusi pendidikan tinggi dan material self-learn.
Dalam hal ini, inkubasi talenta dibutuhkan karena proses adaptasi harus dilakukan. “Penghargaan dan perlindungan yang diberikan dapat diwujudkan melalui hak kekayaan intelektual.
Perlindungan preventif pun diberikan melalui Undang-Undang bagi pelaku industri kreatif untuk mendaftarkan game-nya sebagai kekayaan intelektual.
Baca juga: Dalam 20 Tahun UI Pertahankan Posisi 20 Besar Versi Times Higher Education Impact Rankings 2023
Namun, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya HKI ini, menyebabkan implementasi kebijakan tersebut tidak maksimal,” ujar Rangga.
Rangga mengatakan, rendahnya wawasan mengenai berbagai bentuk pelanggaran hak cipta pada game, membuat banyaknya pembajakan yang sangat merugikan pengembang game.
Bahkan, berdasarkan data Business Software Alliance (BSA) persentase penggunaan perangkat lunak (software) bajakan di Indonesia pada 2017 tercatat sebagai yang tertinggi kedua untuk kawasan Asia Pasifik dengan total presentase 83 persen.
“Upaya dari berbagai pihak untuk memaksimalisasi potensi dan meningkatkan kesadaran HKI dalam
pengembangan game sangat diperlukan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan workshop,
specific campaign, FGD, dan memasukkan kurikulum ke dalam pendidikan formal terkait pentingnya
hak kekayaan intelektual sehingga masyarakat mampu menghargai hasil karya pengembang game,”
kata Rangga.
Microcredential Game Developer
Permasalahan HKI pada industri game berbasis revolusi industri 4.0 di Indonesia menjadi tugas bersama
antara kreator, pengamat, dan penikmat produk industri kreatif.
Vokasi UI Bikin Heboh Jepang, Tampilkan Video Tari Tradisional Berbasis Teknologi Virtual Reality |
![]() |
---|
UI Dapat Dukungan Dana Abadi dari ParagonCorp Senilai Ro 50 Miliar, Wujud Implementasi Kolaborasi |
![]() |
---|
UI Sambut Delegasi Zimbabwe Dipimpin Wakil Kepala Sekretaris Presiden, Bahas Kolaborasi Pendidikan |
![]() |
---|
Di Brasil, Rektor UI Sebut Pentingnya Kerja Sama dan Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Negara BRICS+ |
![]() |
---|
UI Kembangkan Budidaya Lebah Tanpa Sengat, di Klaten Sudah Ada 60 Koloni Lebah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.