Kabar Duka
Mochtar Pabottingi Sebelum Tutup Usia Berpesan Ingin Bertemu Lebaran Idulfitri Berikutnya
Mochtar Pabottingi tutup usia di usia 77 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2023) dinihari
Penulis: Ramadhan LQ | Editor: Umar Widodo
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Berpakaian serba hitam, Nahdia Julihar berjalan keluar dari dalam menuju teras rumahnya.
Istri pengamat politik Mochtar Pabottingi itu melempar senyum kepada tetangganya meski duka mendalam masih dirasakannya.
Suaminya wafat pada Minggu (4/6/2023) pukul 00.30 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Mochtar Pabottingi tutup usia di usia 77 tahun. Suara Nahdia bergetar begitu menceritakan suaminya dirawat di rumah sakit.
Awalnya, Mochtar dirawat di Rumah Sakit (RS) EMC, Jakarta Timur sekira tiga minggu.

"Lebaran tanggal 22 hari Sabtu itu, kami mau pergi ke rumah kakak, mau silaturahmi ke sana. Lalu 10 menit dari rumah, bapak merasa dadanya sakit, langsung bapak tertidur, terus kami langsung putar balik, bawa ke rumah sakit," ujar Nahdia, saat ditemui Wartakotalive.com, di rumah duka di Jalan Plafon 1/12, RT 09 RW 03, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
"Sampai di rumah sakit diperiksa nadi sudah enggak ada, nafas juga enggak ada, tapi anak saya bilang "barusan aja ada nafasnya", terus diperiksa lagi sama dokter, ternyata memang jantungnya masih berdebar, terus dipompa dicoba lagi kemudian keluar, kembali nafasnya dimonitor. Setelah itu dipasang untuk bantu nafas buatan, pembantu nafas," sambungnya.
Dokter yang merawat, kata dia, sempat menuturkan Mochtar mengalami penyumbatan jantung hingga akhirnya dirawat di Ruang ICU (intensive care unit).
"Waktu itu dokternya bilang ini nafasnya cuma 8 tarikan, sisanya itu bantuan. Sementara dokter jantung, karena tadinya kan serangan jantung, bilang jantung bapak banyak sekali yang tersumbat dan pompanya tinggal 20/30," tutur Nahdia.
"Kemudian bapak dirawat di ICU, sampai lebih dari 2 minggu, kemudian dokternya sudah mengatakan bapak sudah mulai membaik, bapak harus dirawat jalan, karena bapak sudah seperti tumbuhan yang cuman bisa dikasih makan, nggak ada reaksi lagi dari badannya, cuman bisa dikasih makan, dikasih minum, lalu buang air, tapi dia tidak ada reaksi," lanjut dia.
Baca juga: Rumah Duka Mochtar Pabottingi di Jalan Kayu Putih Dibanjiri Karangan Bunga dari Tokoh Nasional
Hingga akhirnya, pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, itu dipindahkan ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Kemudian dokter saraf mengatakan bahwa ini kemungkinan batang otaknya sudah mati, kemudian dokter penyakit dalam periksa kok ada cahaya di mata, kalau ada cahaya di mata dan kemudian berkembang, berarti batang otaknya enggak apa-apa, memang berkembang. Lalu pada akhirnya bapak dirujuk ke RSPAD, sampai bapak bisa melirik, bisa memberikan isyarat-isyarat, bisa memandang saya seperti kenal saya," ucapnya.
"Tapi tiba-tiba karena semakin menumpuk dahak di paru-paru yang setiap hari harus dikeluarkan, lama-lama kan kalau orang setiap hari ditusuk, dikeluarin berapa kali dalam satu hari itu lama-lama bercampur darah, ada yang luka. Nah bapak enggak betah, dengan ada dahak, sementara dia agak kesulitan kalau ditarik, lama-lama sesak nafasnya," sambung Nahdia.
Ia mengatakan bahwa tekanan darah suaminya alami penurunan terus menerus, bahkan secara drastis.
Dikabarkan Retak oleh Media Asing, Hasto: Hubungan Megawati dan Jokowi Seperti Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Rumah Duka Mochtar Pabottingi di Jalan Kayu Putih Dibanjiri Karangan Bunga dari Tokoh Nasional |
![]() |
---|
Bima Arya, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno Berbarengan Menaiki Kuda Pada Helaran HJB ke-541 Tahun |
![]() |
---|
Trek Balapan Formula E 2024 Akan Diubah ke Sirkuit Jalanan, Anies: Jangan Takut dengan Perubahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.