Berita UI
81,36 Persen Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Berkebutuhan Khusus Indonesia Buruk, FKG UI Lakukan Ini
FKG UI lakukan ini lantaran 81,36 persen kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus Indonesia buruk.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - 81,36 persen kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus Indonesia buruk, FKG UI lakukan ini
Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) melalui Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat-Pencegahan (IKGM-P) bekerja sama dengan Fakulti Pergigian Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia untuk berkolaborasi memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penanganan kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus.
Kegiatan bertajuk “Together We Care” ini dikemas dalam program pertukaran mahasiswa pascasarjana (student exchange) dan staf pengajar UiTM Malaysia di FKG UI, pada 28 April–13 Mei 2023.
Baca juga: Apresiasi Lebaran Depok 2023, Pengamat UI Berharap Pemkot Libatkan Semua Komunitas Budaya
Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K), menilai kolaborasi internasional antara
Indonesia dan Malaysia perlu dikembangkan secara berkelanjutan agar memberikan dampak yang
positif dalam peningkatan pengetahuan serta kompetensi staf dan mahasiswa dari kedua negara.
“Program ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam upaya penurunan angka penderita
penyakit gigi dan mulut di tanah air, terutama bagi anak berkebutuhan khusus,” ujar drg. Nia.
Pada kesempatan itu, dosen UiTM, yaitu Associate Professor Dr. Mas Suryalis Ahmad dan Dr. Aswin
Azzilah, memberi kuliah umum terkait penanganan dan manajemen perilaku pasien berkebutuhan
khusus.
Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), kebersihan gigi dan mulut merupakan masalah yang sering muncul dalam aspek kesehatan dan sosial terutama pada anak berkebutuhan khusus.
Di Indonesia, persentase anak berkebutuhan khusus sekitar 7–10 persen dari jumlah penduduk.
Dari total tersebut, sebanyak 81,36 persen memiliki kebersihan gigi dan mulut yang buruk.
Anak berkebutuhan khusus lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut karena memiliki
kondisi fisik intelektual sosial dan emosional yang berbeda.
Baca juga: Sukses UI Jadi Tuan Rumah The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum AYCF 2023
Penyebabnya dapat dikaitkan dengan infeksi mulut dan penyakit periodontal, kelainan lahir kraniofasial, serta kelainan email.
Permasalahan ini juga bisa disebabkan oleh obat-obatan tertentu, diet khusus, dan masalah kebersihan. Beberapa gangguan yang sering mereka alami adalah penumpukan kalkulus yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis, hipoplasia email, karies, gigi berjejal, maloklusi, anomali gigi, bruxism, keausan
permukaan gigi, serta trauma dentoalveolar.
Orang tua bersama guru pendamping di sekolah memegang peranan kunci dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus.
Jika orang tua dan guru aktif membimbing anak melakukan kebiasaan rutin seperti menyikat gigi, angka karies akan berkurang.
Oleh karena itu, dalam kolaborasi FKG UI dan UiTM, para peserta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ke Yayasan yang menangani individu berkebutuhan khusus.
Yayasan tersebut adalah Yayasan Sayap Ibu Bintaro dan Menteng Wadas, serta Rumah Ceria POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome).
Mahasiswa UiTM juga berkesempatan melakukan kunjungan ke fasilitas pendidikan kesehatan di UI, antara lain RSUI, RSKGM FKG UI, dan Rumpun Ilmu Kesehatan.
Vokasi UI Bikin Heboh Jepang, Tampilkan Video Tari Tradisional Berbasis Teknologi Virtual Reality |
![]() |
---|
UI Dapat Dukungan Dana Abadi dari ParagonCorp Senilai Ro 50 Miliar, Wujud Implementasi Kolaborasi |
![]() |
---|
UI Sambut Delegasi Zimbabwe Dipimpin Wakil Kepala Sekretaris Presiden, Bahas Kolaborasi Pendidikan |
![]() |
---|
Di Brasil, Rektor UI Sebut Pentingnya Kerja Sama dan Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Negara BRICS+ |
![]() |
---|
UI Kembangkan Budidaya Lebah Tanpa Sengat, di Klaten Sudah Ada 60 Koloni Lebah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.