Hari Raya Idul Fitri
Pimpin Salat Idul Fitri 1444 H di Parung, Ini Pesan Ustaz Farid Wajdi untuk Jemaah Muhammadiyah
Dalam kotbahnya, Ustaz Farid menekankan pentingnya menjalin silaturahim di hari raya Idul Fitri ini.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PARUNG - Ratusan jemaah Muhammadiyah di Parung, Bogor, mengikuti salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Al-Itqon Bojong Indah, pada Jumat (21/4/2023).
Salat Idul Fitri ini dipimpin oleh Ustaz Farid Wajdi yang bertindak sebagai imam dan khotib.
Dalam kotbahnya, Ustaz Farid menekankan pentingnya menjalin silaturahim di hari raya Idul Fitri ini.
"Islam adalah rahmatan lil alamin. Karena itu, silaturahmi tidak hanya sekedar kumpul-kumpul dan makan bersama tetapi juga menjalin hubungan baik dengan sesama, suadara, tetagga dan seluruh umat manusia," kata Ustaz Farid.
Terkait perbedaan penetapan Idul Fitri 1444 Hijriah, Ustaz Farid meminta agar para jemaah memahami perbedaan yang ada.
Baca juga: Warga Depok Salat Idul Fitri di Jalan Juanda, Sebagian Jalan Ditutup dan Ada Rekayasan Lalu Lintas

"Jangan sampai kita merasa paling benar sehingga jauh dari silaturahim dalam membangun rahmatan lil alamin," tuturnya.
Ustaz Farid juga mengajak jemaah untuk kembali ke fitrah pada hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah ini.
"Setiap manusia dilahirkan dengan fitrah tauhid dan ketakwaan. Karena itu, bulan Ramadan yang dijalankan selama satu bulan ini mengembalikan kita ke fitrah sebagai manusia beriman," ucapnya.
Namun dia menegaskan kembali ke fitrah imi tidak hanya dilakukan selama bulan Ramadan tetapi juga setiap hari dalam setahun ke depan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jemaah Muhammadiyah di Parung Bogor Salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Al Itqon
"Konsep fitrah itu juga memiliki makna iftar atau berbuka/makan. Semua ibadah dalam Islam itu pasti ada hubungan vertikal dengan Allah dan horisontal dengan sesama," jelas Ustaz Farid.
Dia menambahkan jika selama bulan Ramadan umat Islam dituntut menjaga hawa nafsu, berjaga dan menahan lapar demi Allah, maka pembagian zakat fitrah menjadi momentum untuk berbagi dengan sesama yang miskin.
"Kita tidak bisa hanya mementingkan salat yang bagus tetapi tidak peduli sesama, itu tidak berislam," tegasnya.
Baca juga: Lapangan Sempur Jadi Lautan Manusia, Dipadati Warga Muhammadiyah Kota Bogor yang Salat Idul Fitri
Ustaz Farid berharap agar kemenangan terhadap hawa nafsu yang dilakukan selama bulan Ramadan bisa dilestarikan selama setahun ke depan.
"Saya berharap ketakwaan itu berada di high level (level tinggi), bukan low level (level rendah) sehingga Islam sebagai rahmatan lil alamin itu bisa diaplikasikan dalam hidup bermasyarakat," tandas Ustaz Farid.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.