Kebakaran Rumah Sakit Salak
Bangunan Rumah Sakit Salak yang Terbakar Merupakan Peninggalan Zaman Pemerintahan Belanda
Rumah Sakit Salak Bogor yang terbakar pada Jumat (7/4/2023) mulai berdiri tahun 1925, saat itu dikelola oleh pemerintah Belanda.
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: murtopo
Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, Cahya Nugraha
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR- Ruang Arsip dan Farmasi Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) , Rumah Sakit Tingkat lll Salak, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor, Jawa Barat habis dilahap si Jago Merah pada Jumat (7/4/2023).
Mengutip dari laman resmi RS Salak Bogor http://www.rssalakbogor.co.id/. Rumah Sakit Salak Bogor mulai berdiri tahun 1925, saat itu dikelola oleh pemerintah Belanda.
Pada bulan Maret 1950, rumah sakit ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia. Penyerahan ini dilakukan oleh Direktur MGD KNIL, Mayor Jendral Dr. Simon kepada Wakil Direktur Kesehatan Angkatan Darat dan sebagai Karumkit, Mayor Dr. Sarjiman.
Selama perkembangannya sejak tahun 1990 Rumah Sakit Salak telah mengalami penambahan bangunan dan renovasi, sehingga saat ini kapasitas rawat inap sudah menjadi 155 tempat tidur.
Baca juga: Bima Arya Wali Kota Bogor Ungkap Perihal Ledakan yang Terdengar Saat Kebakaran Rumah Sakit Salak
Tahun 1963, Rumah Sakit TNIAD Salak Bogor yang berkedudukan dibawah Komando Angkatan Darat dengan nama Djawatan Kesehatan Tentara (DKT)
Selanjutnya tahun 1984, Rumah sakit ini menggunakan kembali namanya yang lama, yaitu Rumah Sakit TNIAD Salak Bogor.
Tahun 1960 hingga saat ini atas petunjuk dari Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Rumah Sakit TNIAD, Salak Bogor dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada Prajurit, PNS TNI dan keluarganya serta masyarakat umum.
Baca juga: Bima Arya Wali Kota Bogor Ungkap Perihal Ledakan yang Terdengar Saat Kebakaran Rumah Sakit Salak
"Kalau instalasi ini memang bangunan lama ya bisa lihat di situ 1984. Kantor Denkes yang hangus juga memang merupakan salah satu cagar budaya," kata Danrem 061 Suryakencana Brigjen TNI Rudy Saladin kepada wartawan.
Terkait kebakaran tersebut, dipastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dan pelayanan RS Salak dan pasien juga tidak terdampak dalam kejadian ini.
"Pelayanan kesehatan saya nyatakan tidak terganggu, tetap berfungsi seperti biasa. Hanya memang ada sebagian farmasi dan fisioterapi terbakar. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Bogor, InsyaAllah dari Dinkes akan membantu untuk obat-obatan sementara karena farmasi kita terbakar," jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan bisa perbantukan hal tersebut (obat-obatam) dari rumah sakit dan Dinkes.
"Tim Dinkes sekarang standby, jangan sampai pelayanan di Salak ini terganggu," tutup Bima.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.