Ramadan

Banyak Warga Ngabuburit Main Layang-layang, Pedagang Layangan di BKT Pondok Kopi Laris Manis

Terlebih bila Wahyu berjualan saat waktu libur akhir pekan, omzetnya pun bisa mencapai Rp 450 ribu per hari.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: murtopo
Wartakotalive.com/Rendy Rutama Putra
Wahyu pedagang layangan di Jalan Banjir Kanal Timur (BKT) Pondok Kopi, Jakarta Timur saat ditemui Rabu (29/2/2023). 

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PONDOK KOPI - Memasuki bulan Ramadan 1444 H, omzet pedagang layangan di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) Pondok Kopi, Jakarta Timur meningkat hingga 10 persen.

Hal itu disebabkan, lebih kurang ratusan masyarakat dari domisili Jakarta maupun lainnya kerap mengisi waktu ngabuburit di kawasan BKT Pondok Kopi sembari bermain layangan.

Wahyu (54) contohnya, pedagang layangan yang sudah aktif sejak 2002 ini mengatakan, dirinya kini merasa bersyukur, mengingat saat Ramadan di era pandemi 2019 - 2020, omzet dirinya sempat turun drastis.

"Alhamdulillah lumayan ada kenaikan, 10 persen, per hari bisa dapat RP 300 ribu - Rp 350 ribu," kata Wahyu, saat ditemui awak media di lokasi, Rabu (29/3/2023).

Terlebih bila Wahyu berjualan saat waktu libur akhir pekan, omzetnya pun bisa mencapai Rp 450 ribu per hari.

Baca juga: Bulan Ramadan, Prilly Latuconsina Berencana Isi Waktu Ngabuburit Bersihkan Sampah di Pantai dan Laut

Mengingat, jika waktu akhir pekan tiba, yang datang ke lokasi didominasi dari kelompok keluarga.

"Kalau Sabtu atau Minggu itu lebih ramai, karena datang itu keluarga, kalau hari lainnya biasa aja, paling komunitas atau per orangan," lugasnya.

Omzet tersebut Wahyu dapati dari penjualannya tidak hanya dari layangan, melainkan benang, bahkan tempat benang.

Harga yang ditawarkan pun variatif, terkhusus layangan mulai dari Rp 1.000 per unit, hingga Rp 1.500 per unit.

Jika benang, dihargai Rp 2.000 - Rp 85.000, lalu tempat benang yakni Rp 5.000 - Rp 25.000.

Baca juga: Ngabuburit Kaji Budaya di Situ Pengasinan Depok, Kurang Harmonis Pembangunan Infrastruktur dan SDM

"Iyaa dapat dari jualan benang, tempat benang, dan layangan aja, tapi saya buka dari jam 11.00 WIB sampai tutup jam 17.30 WIB," pungkasnya.

Kenaikan omzet hingga lebih kurang 10 persen lainnya dirasakan Jali (32) selaku pedagang layangan yang berasal dari Pondok Kopi.

Jali berharap, situasi bebas ngabuburit bertemu rekan - rekan seperti ini dapat terus bergulir.

Sebab ketika fase pandemik beberapa tahun lalu, dirinya bahkan kesulitan untuk berjualan.

"Saya harap bisa terus membaik kondisi dari pandemik ini, waktu pas ramai kasus Covid 19, jualan saya sepi banget," jelas Jali.m37

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved